Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial memastikan komoditas di elektronik warung gotong-royong (E-Warong) tepat harga dan kualitas untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat terdampak pandemi dan bisa terlayani dengan baik.
Direktur Jendral Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos, Asep Sasa Purnama menjelaskan kunjungan Menteri Sosial Tri Rismaharini ke sejumlah daerah, termasuk ke Purwakarta, Jawa Barat, agar penyaluran bantuan sosial (bansos) transparan dan akuntabel.
“Perintah Ibu Mensos kepada kami untuk cek ke lapangan dan memastikan bantuan tepat harga, tepat kualitas dan tepat sasaran. Jadi, beliau tegas bila terkait dengan akuntabilitas dan transparansi, termasuk dalam penyaluran bansos. Apalagi, bansos ini kan sedang ditunggu masyarakat terdampak pandemi,” kata Asep dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kemensos pastikan masyarakat dapat ikut awasi penyaluran bansos
Pengecekan ke lapangan dilanjutkan oleh Dirjen PFM untuk memastikan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT)/Program Sembako menerima komoditas dari komponen untuk KPM tepat harga, tepat kualitas dan tepat sasaran, sesuai arahan Mensos Risma.
Pada kesempatan itu, Dirjen PFM meninjau E-Warong untuk KPM BPNT/Program Sembako dan diakui masih ada beberapa harga komoditas yang lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Misalnya, untuk harga telur lebih dari Rp24.000/kilogram atau lebih tinggi dari HET,” kata Asep didampingi Kepala Dinas Sosial Purwakarta. Sebagai informasi setiap KPM BPNT/Program Sembako menerima bantuan dengan indeks Rp200.000/bulan.
KPM BPNT/Program Sembako membelanjakan bantuan sebesar Rp200.000 itu untuk mendapatkan komoditas pangan berupa beras, telur, ikan, buah jeruk, kentang, dan tahu.
“Agar harga komoditas sesuai dengan HET akan dikomunikasikan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat, sehingga penerima BPNT/Program Sembako bisa menerima dengan kualitas yang terbaik,” kata Asep.
Baca juga: Kemensos percepat bansos untuk wilayah terdampak PPKM level 4
Salah satu E-Warong yang dikelola oleh Ali Mukti di Kampung Legok Barong RT 08 RW 04 Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiara Pedes, menjual harga barang komponen BPNT secara normal dan tidak melebihi HET, yakni beras 10 kilogram seharga Rp110.000, telur Rp24.000/kg, ikan Rp25.000/kilogram, buah jeruk Rp25.000/kilogram, kentang Rp10.000/kilogram, serta tahu Rp6.000/kilogram, dengan total belanja sebesar Rp200.000.
“Untuk mempermudah penerima BPNT belanja di E-warong akan ditempelkan pamflet dengan menampilkan harga komoditas yang dijual, sehingga penerima manfaat mendapatkan harga kompetitif dibandingkan harga pasaran,” kata Asep.
Salah seorang KPM BPNT/Program Sembako Imas Komalasari mengaku sangat terbantu dengan bantuan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terlebih di masa pandemi COVID-19 dan masa PPKM level 4.
“Saya berterima kasih kepada Kementerian Sosial, khususnya Ibu Mensos yang peduli kepada kami. Pokoknya saya senang dan terima kasih,” kata warga Desa Pusakamulya, ini.
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Kiara Pedes, Tendi (43) menyatakan secara umum di E-Warong yang ada di wilayahnya tidak ditemukan permasalahan serius, bahkan penerima BNPNT merasa puas.
“Di wilayah kami, khususnya di E-Warong di Kecamatan Kiara Pedes tidak ada masalah serius ditemukan dan alhamdulillah penerima BPNT merasa puas. Salah satunya dirasakan penerima BPNT, yakni Ibu Imas, ” kata pria yang bergabung sebagai TKSK sejak 2009 itu.
Baca juga: 18,8 juta penerima Kartu Sembako terima tambahan bantuan dua bulan
Baca juga: Pemerintah akan bagikan 11.212 ton beras selama PPKM Darurat Jawa-Bali
Keberadaan E-warong di Kampung Legok sudah melayani penerima manfaat BPNT sejak lama dan menyediakan barang komponen BPNT dengan harga dan kualitas yang baik dan para penerima sudah tepat sasaran.
“Tadi kami sudah melaporkan kepada Pak Dirjen, untuk penerima manfaat BPNT di sini sudah tepat sasaran dan barang yang diterima pun tepat jumlah dan tepat kualitas, sehingga tidak ada komplain,” kata Tendi.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021