Jakarta (ANTARA) - PT Bank BTPN Tbk kembali mencatatkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 47 persen (yoy) pada Semester I 2021.
“Pencapaian pertumbuhan laba bersih Bank BTPN pada Semester I 2021 patut kita syukuri. Ini hasil dari strategi bisnis kami untuk bisa tangkas dan adaptif dalam upaya kami senantiasa menyesuaikan diri dalam menghadapi tantangan pandemi yang belum berakhir ini,” kata Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana dalam keterangannya, Rabu.
Ongki juga menyampaikan bahwa pihaknya melihat optimisme terhadap perbaikan ekonomi yang akan kembali pulih seiring dengan semakin banyaknya anggota masyarakat yang mendapat vaksin.
Kinerja baik Bank BTPN selama Semester 1 2021 juga terlihat dari sejumlah indikator lainnya. Pendapatan bunga bersih selamat enam bulan pertama 2021, sebanyak Rp5,59 triliun atau tumbuh 4 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,37 triliun.
“Pertumbuhan pendapatan bunga bersih Bank BTPN ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 40 persen (yoy) jadi Rp1,88 triliun pada enam bulan pertama 2021. Hal ini sejalan dengan tren suku bunga acuan Bank Indonesia yang juga menurun,” ujarnya.
Penurunan beban bunga juga tercermin dari meningkatnya saldo dan rasio Current Account Saving Account (CASA) atau sumber dana murah yang tercatat berada di level sekitar Rp28,29 triliun pada akhir Juni 2021. Rasio tersebut naik 4 persen (yoy) dari Rp27,23 triliun, sementara time deposit turun 8 persen (yoy) menjadi sekitar Rp68,36 triliun.
“Dengan demikian rasio CASA meningkat menjadi 29,3 persen pada akhir Juni 2021 dari 26,9 persen pada periode yang sama tahun lalu,” jelas Ongki.
Sedangkan, secara total dana pihak ketiga Bank BTPN turun 5 persen yoy menjadi Rp96,64 triliun pada akhir Juni 2021 dari periode sebelumnya yang berjumlah Rp101,40 triliun.
“Penurunan dana pihak ketiga sejalan dengan upaya Bank BTPN untuk memenuhi kebutuhan pendanaan kredit. Dengan permintaan kredit yang masih rendah akibat dampak dari pandemi, total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Juni 2021 turun 10 persen (yoy) ke posisi Rp135,57 triliun,” ungkap dia.
Lebih lanjut ia juga menyampaikan bahwa pendapatan operasional lainnya juga tumbuh 5 persen (yoy) menjadi Rp960 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp913 miliar. Pertumbuhan tersebut, terutama berasal dari peningkatan pendapatan fee. Bank BTPN juga berhasil menjaga efisiensi operasional usaha, sehingga beban biaya operasional relatif sama dengan tahun lalu.
Tak hanya itu, laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turut menunjukkan peningkatan menjadi Rp1,64 triliun pada enam bulan pertama 2021 dari Rp1,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank BTPN juga berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross NPL yang berada di level 1,46 persen, masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,35 persen pada akhir Mei 2021.
Begitu juga dengan rasio likuiditas dan pendanaan yang berada di tingkat sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 237,8 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 116,1 persen per 30 Juni 2021. Perseroan juga mencatat penurunan aset sebesar 5 persen (yoy), dari Rp185,19 triliun menjadi Rp175,93 triliun, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 27,4 persen.
Baca juga: BTPN Syariah catatkan pertumbuhan pembiayaan 6 persen di kuartal I
Baca juga: Meski terdampak pandemi, kredit Bank BTPN tumbuh 6 persen
Baca juga: BTPN konsisten lakukan digitalisasi dan inovasi produk
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021