Jakarta (ANTARA News) - Ditengah maraknya aksi demontrasi bertepatan setahun pemerintahan SBY-Boediono, saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Rabu ditutup melemah.

Selain karena sentimen negatif aksi massa turun ke jalan, melemahnya saham-saham di BEI juga dipicu oleh melemahnya saham-saham di bursa regional setelah China menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps).

IHSG BEI turun 13,834 poin atau 0,38 persen ke posisi 3.578,954. Sementara kelompok 45 saham unggulan (LQ45) ditutup melemah 2,261 poin (0,33 persen) ke posisi 663.495.

Ketua Asosiasi Analis Haryajid Ramelan mengatakan, kebijakan China berimbas pada pasar modal regional sehingga bergerak negatif dan berimbas juga terhadap transaksi di BEI.

Kendati indeks ditutup melemah, penurunan indeks diyaniki hanya sebagai pondasi untuk melanjutkan penguatan kembali.

"Indeks sedang membuat pondasi, saya memprediksi indeks akan terus melanjutkan kenaikkan hingga mencapai 4.000 poin sampai akhir tahun," katanya.

Sementara Analis dari Eco Capital Securities, Cece Ridwan, mengatakan, pergerakkan indeks sedang mengikuti arah indeks regional, pada perdagangan sebelumnya indeks selalu bergerak berlawanan arah dengan bursa regional, dan terus bergerak positif.

"Indeks memang sudah masuk dalam area profit taking (ambil untung) jadi penurunan siang ini wajar, investor pun sudah tahu mengenai hal ini," katanya.

Volume perdagangan hari ini mencapai 13,702 miliar saham dengan nilai Rp6,645 triliun yang dihasilkan dari 135.505 kali transaksi. Saham naik sebanyak 82 saham, saham yang turun sebanyak 132, dan 80 belum bergerak harganya.

Indeks Hang Seng di bursa Hong Kong turun 207,23 poin (0,87 persen) menjadi 23.556,50, indeks Nikkei 225 di bursa Tokyo turun 157,85 (1,65 persen) ke posisi 9.381,60, sedangkan indeks Straits Times di bursa Singapura naik 13,14 poin (0,41 persen) menjadi 3.179,15.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010