Untuk meningkatkan kecakapan digital kami banyak kerja sama dengan ‘e-commerce’

Jakarta (ANTARA) - Pemprov DKI Jakarta menggenjot pelatihan terkait pemasaran dan literasi digital para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tergabung dalam wadah pengembangan wirausaha Jakpreneur agar mereka mampu bertahan selama pandemi COVID-19.

“Banyak UMKM kualitasnya bagus namun kemasan kurang bagus. Ini dianggap sebelah mata masyarakat, ini tantangan kita,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah DKI Jakarta Andri Yansyah di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Sebanyak 260 ribu pelaku UMKM ikut gabung dalam Jakpreneur

Untuk itu, penting menggandeng pakar digital untuk melatih pelaku UMKM membuat foto dan video dalam memasarkan produknya misalnya melalui media sosial.

“Pemasaran melalui online bentuk angle fotonya seperti apa dan videonya seperti apa itu kami lakukan pelatihan,” ucapnya.

Pihaknya juga mengadakan pelatihan kepada pelaku UMKM soal literasi digital mencermati pesatnya transaksi belanja daring yang saat ini menjadi budaya saat pandemi COVID-19.

Baca juga: Jakpreneur Fest dorong UMKM Jakarta berkembang

“Untuk meningkatkan kecakapan digital kami banyak kerja sama dengan ‘e-commerce’, ‘start up’ dan pakar digital untuk memberikan pelatihan kepada Jakpreneur binaan,” ucapnya.

Seperti diketahui, pemerintah sebelumnya mencatat dari total sekitar 64,2 juta pelaku UMKM di Tanah Air, baru sekitar 13 persen atau sekitar 8,3 juta di antaranya yang memanfaatkan teknologi digital.

Sehingga upaya digitalisasi UMKM perlu terus digenjot apalagi di tengan pandemi COVID-19 yang memberi dampak signifikan kepada usaha mikro dan kecil.

“Pandemi sangat memukul pelaku usaha mikro dan kecil. Ada dua tantangan terbesar saat ini yakni kualitas dan literasi digital,” ucapnya.

Baca juga: Jakarta Timur fasilitasi penyandang disabilitas untuk berwirausaha

Dengan kondisi persaingan pasar yang makin ketat itu, maka UMKM khususnya di DKI Jakarta dituntut untuk bersaing tak hanya dengan pelaku UMKM dalam negeri tapi juga secara global.

“Mutu menjadi aspek yang perlu dikedepankan untuk dapat bertahan dan berkembang. UMKM harus memberikan yang terbaik mulai proses produksi, pengemasan dan pemasaran,” imbuhnya.

Sementara itu, sebanyak 260 ribu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Ibu Kota ikut bergabung dalam program pengembangan kewirausahaan, Jakpreneur.

Pelaku usaha yang bergabung dalam Jakpreneur itu tidak dipungut biaya dalam program pembinaan dan pengembangan usaha melalui program P7 yang meliputi pembinaan hingga bantuan pemasaran dan akses permodalan.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021