Singapura (ANTARA News) - Harga minyak berbalik menguat (rebound) di perdagangan Asia, Rabu, tetapi masih di bawah 80 dolar AS per barel, setelah harga minyak tersebut sempat melemah akibat kenaikan mengejutkan dalam tingkat suku bunga China.
Kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman November naik 41 sen ke posisi 79,90 dolar per barel setelah sempat turun 33,49 dolar pada Selasa, penurunan dalam sehari terbesarnya sejak awal Februari.
"Koreksi harga minyak Selasa akibat berbagai langkah mengejutkan yang dilakukan China dengan menaikkan tingkat suku bunga.Kekhawatiran bahwa China akan memperlambat laju pertumbuhan ekonominya dan akan mengurangi pembelian berbagai komoditas dan juga lainnya," kata analis konsultan energi Purvin and Gertz, yang berbasis di Singapura, Victor Shum seperti dilaporkan AFP.
China Selasa menaikkan tingkat suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun.
The People`s Bank of China, bank sentral negara itu meningkatkan bunga pinjaman yuan jangka waktu satu tahun menjadi 5,56 persen dari sebelumnya 5,31 persen dan suku bunga tabungan yuan setahun menjadi 2,5 persen dari 2,25 persen.
Shum mengatakan, minyak diperkirakan akan pulih karena berbagai faktor yang mendorong harga di atas 80 dolar per barel, termasuk suatu perkiraan pelemahan dalam dolar AS.
Pemogokan di Prancis yang mengancam pertumbuhan ekonomi di mana juga membantu mendorong harga minyak menguat, kata Shum, seraya menambahkan bahwa aksi massa di mana bisa menyebabkan kekurangan pasokan bahan bakar.
(ANT/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010