Masalah saat ini tampaknya adalah varian Delta dari virus corona, yang menahan pasar meskipun semua bukti saat ini menunjukkan pengetatan pasokan yang dramatis

New York (ANTARA) - Harga minyak sedikit melemah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) menjelang rilis data persediaan AS, karena investor khawatir bahwa permintaan global dapat terganggu oleh melonjaknya kasus COVID-19, meskipun pasokan mengetat dan tingkat vaksinasi meningkat.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September tergelincir 2 sen menjadi menetap di 74,48 dolar AS per barel, penurunan pertama untuk Brent dalam enam hari terakhir. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September turun 26 sen atau 0,4 persen, menjadi ditutup di 71,65 dolar AS per barel.

Persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan AS merosot pekan lalu, menurut dua sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (27/7). Minyak mentah AS memangkas kerugian dalam perdagangan pasca-penyelesaian karena pasar bereaksi terhadap data API, diperdagangkan pada 71,89 dolar AS pada pukul 21.06 GMT.

Harga minyak mentah AS menetap sedikit lebih rendah dan memangkas kerugian setelah laporan API.

Data API menunjukkan stok minyak mentah turun 4,7 juta barel untuk pekan yang berakhir 23 Juli dan persediaan bensin turun 6,2 juta barel serta stok sulingan berkurang 1,9 juta barel, menurut sumber, yang berbicara dengan syarat anonim.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan data menunjukkan stok minyak mentah AS turun sekitar 2,9 juta barel dan stok bensin turun 900.000 barel dalam seminggu hingga 23 Juli.

Data persediaan resmi akan dirilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu waktu setempat.

"Masalah saat ini tampaknya adalah varian Delta dari virus corona, yang menahan pasar meskipun semua bukti saat ini menunjukkan pengetatan pasokan yang dramatis," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. Dia mengatakan bahwa pengetatan sebaliknya akan menyebabkan harga "bergerak naik."

Inggris melaporkan jumlah kematian dan orang-orang di rumah sakit tertinggi karena virus corona sejak Maret. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menetapkan untuk merekomendasikan warga Amerika yang divaksinasi penuh memakai masker di dalam ruangan dalam beberapa kasus, kata sumber.

Amerika Serikat mengeluarkan peringatan perjalanan ke Spanyol dan Portugal karena meningkatnya kasus COVID-19.

Kota tuan rumah Olimpiade Tokyo berada di jalur untuk melaporkan rekor jumlah kasus virus corona bahkan ketika para atlet terus bertanding.

Prospek pertumbuhan ekonomi global tetap kuat, meskipun sebagian besar ekonom dalam jajak pendapat Reuters khawatir tentang varian baru virus corona.

Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan perkiraan pertumbuhan global 6,0 persen untuk tahun 2021, meningkatkan prospeknya untuk ekonomi negara-negara kaya tetapi memotong perkiraan untuk negara-negara berkembang yang berjuang dengan lonjakan infeksi.

Kepercayaan konsumen AS naik tipis ke level tertinggi 17-bulan pada Juli, karena rencana pengeluaran rumah tangga meningkat bahkan ketika kekhawatiran tentang inflasi yang lebih tinggi masih ada.

Analis yang melacak data mobilitas tetap yakin tentang permintaan bahan bakar, mengandalkan vaksinasi.

Pasar minyak global diperkirakan akan tetap defisit meskipun ada keputusan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, untuk meningkatkan produksi.

“Data lalu lintas jalan yang kuat di sebagian besar wilayah utama menunjukkan peningkatan infeksi memiliki dampak minimal,” kata analis ANZ Research.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021