vaksin yang ada sampai saat ini masih sangat efektif melawan semua varian atau mutasi virus, termasuk virus Delta..

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengemukakan vaksin memberikan perlindungan yang efektif terhadap pasien COVID-19 dari risiko kematian.

"Vaksinasi itu mengurangi risiko terhadap gejala sakit berat dan juga tingkat kematian dan juga bisa memberikan perlindungan, karena vaksin bekerja untuk melatih sistem kekebalan tubuh kita," kata Siti Nadia Tarmizi saat hadir secara virtual dalam acara Dialog Produktif Semangat Selasa yang dipantau dari Jakarta, Selasa malam.

Berdasarkan data klaim keperawatan pasien COVID-19 di rumah sakit pada periode Mei-Juli 2021, kata Nadia, efek perlindungan vaksin terhadap pasien COVID-19 yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap bisa melindungi 73 persen dari risiko kematian kalau dibandingkan dari orang yang belum mendapatkan vaksin.

"Kalau pasien COVID-19 yang sebelumnya mendapatkan dosis pertama, 90 persennya ini sembuh, dan dari 96 persen yang mendapatkan vaksin dosis secara lengkap itu sembuh 100 persen. Yang belum vaksinasi sama sekali itu hanya 84 persen yang sembuh," ujarnya.

Nadia mengatakan vaksin yang ada sampai saat ini masih sangat efektif melawan semua varian atau mutasi virus, termasuk virus Delta yang menyebabkan lonjakan kasus dalam tiga pekan terakhir di Indonesia.

"Jadi sampai saat ini belum ada bukti ilmiah ataupun jurnal medis yang mengatakan jenis vaksin tertentu yang sudah tidak efektif lagi terhadap COVID-19," katanya.

Baca juga: Satgas: Dua kali dosis vaksin cukup membentuk kekebalan individu
Baca juga: ABJ: Semua langkah vaksinasi baik untuk menuju kekebalan kelompok

Salah satu jurnal kesehatan di Inggris, kata Nadia, dua dosis vaksin AstraZeneca masih efektif untuk mencegah risiko perawatan di rumah sakit akibat varian Delta. "Itu spesifik malah untuk varian itu bisa sampai dengan 92 persen, bahkan tidak ada kematian akibat mereka yang divaksinasi dengan AstraZeneca ini," katanya.

Menurut Nadia, laporan dari beberapa rumah sakit juga menyebutkan dengan dua dosis lengkap vaksin Sinovac bisa menekan laju penularan virus sampai dengan 94 persen, mencegah perawatan di rumah sakit sebesar 96 persen dan menghindari kematian 98 persen.

"Vaksin ini masih sangat efektif untuk memberikan perlindungan kita termasuk juga terhadap varian Delta yang lebih cepat menular dan bisa meningkatkan tingkat keparahan," katanya.

Nadia menambahkan pada prinsipnya vaksin tidak 100 persen membuat seseorang kebal terhadap COVID-19, karena prinsip kerja vaksin adalah melatih sistem kekebalan tubuh para penerima manfaat.

Baca juga: Peningkatan kasus di berbagai daerah pengaruhi capaian vaksinasi
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 tembus satu juta penyuntikan dalam sehari
Baca juga: Reisa sebut hoaks tantangan utama masyarakat melakukan vaksinasi

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021