"Kami masih melakukan survei mencari lokasi yang baik untuk hunian sementara," kata Kasubdit Pengembangan Pemukiman Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, Amirudin, di Wasior, Rabu.
Amirudin menjelaskan, dirinya ditunjuk sebagai Koordinator Pelaksana Bidang cipta karya Bencana Wasior.
Dia menyebutkan ada beberapa lokasi yang sudah di survei yakni di wilayah Ramiki dan Manggurai. "Ada juga usulan dari beberapa warga di wilayah Manopi dan Rado," katanya.
Namun demikian, pihaknya belum memutuskan wilayah mana yang akan dijadikan lokasi hunian sementara bagi para korban banjir. Sementara itu, Pemerintah akan membangun 1.000 unit hunian sementara di Wasior.
Pembangunan rumah tersebut akan dimulai setelah berakhirnya masa tanggap darurat pada akhir Oktober 2010.
Dia juga menyebutkan, belum memastikan secara teknis seperti apa bentuk bangunan hunian sementara tersebut. "Mungkin bisa dibuat seperti barak-barak dari kayu yang bersifat sementara," katanya.
Pembangunan tersebut menurutnya bisa diselesaikan sekitar tiga minggu lebih dari tanggal pembuatan.
Untuk membantu menambah jumlah unit hunian sementara yang dibuat pemerintah, Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga akan membangun pemukiman sementara yang bisa menampung hingga 100 KK.
Direktur Program ACT Bayu Gawtama mengatakan bangunan itu terdiri atas bangunan rumah sementara dan fasilitas umum tersebut bisa menampung 70 hingga 100 kepala keluarga, bergantung pada luas lahan.
Amirudin mengatakan pemerintah menyambut baik bantuan dari berbagai pihak yang ingin membangun pemukiman sementara bagi para korban banjir Wasior.
(W004/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010