Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola "Environmental, Social, dan Governance" (ESG) bagi pelaku bisnis di Indonesia guna mendukung keuangan berkelanjutan di pasar modal.
"Pelaku pasar diharapkan dapat mulai mempersiapkan diri dalam penyusunan inisiatif-inisiatif penerapan ESG, serta turut mengintegrasikan SDGs dalam setiap kebijakan, strategi dan kegiatan bisnis operasional untuk mendukung pencapaian keuangan berkelanjutan di pasar modal Indonesia. Dengan demikian, pasar modal Indonesia dapat semakin maju serta berkontribusi bagi pemulihan perekonomian di Indonesia," kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam gelaran ESG Capital Market Summit 2021 di Jakarta, Selasa.
Pada 2021, tantangan global dari perubahan iklim dan pandemi COVID-19 masih berlangsung di berbagai negara termasuk Indonesia. Kesadaran masyarakat global pun semakin meningkat atas keterkaitan kedua hal tersebut, sehingga diperlukan langkah bersama untuk menangani dampak negatif yang ditimbulkan di berbagai aspek.
Menurut Inarno, tantangan global tersebut telah mendorong berbagai pihak, khususnya para investor global maupun dalam negeri, untuk semakin menyadari pentingnya penerapan aspek ESG dalam seluruh aktivitas bisnis dan pembangunan, sehingga pemulihan ekonomi pasca pandemi dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Baca juga: BEI optimistis jadi bursa yang kompetitif dan pilar ekonomi RI
Meningkatnya kepedulian investor mengenai aspek ESG ditunjukkan dengan hasil survei skala global yang dilakukan oleh BNP Paribas Global tentang minat terhadap produk berbasis ESG. Terdapat peningkatan sebesar 20 persen atas pertimbangan investor terhadap aspek sosial sejak pandemi COVID-19 terjadi. Kemudian, sebanyak 79 persen responden setuju dengan mempertimbangkan aspek sosial akan memberikan dampak positif juga bagi investasi jangka panjang dan manajemen risiko mereka.
"Tentunya dibutuhkan upaya bersama yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk dapat memasukkan inisiatif-inisiatif yang mendukung implementasi ESG serta turut mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals dalam setiap kebijakan, strategi dan kegiatan bisnisnya," ujar Inarno.
Ia menyampaikan, hal tersebut bertujuan agar tercapainya pemulihan perekonomian dan keuangan berkelanjutan di Indonesia. Beberapa upaya yang dilaksanakan sebagai bentuk komitmen regulator untuk mendukung penerapan ESG di lingkungan pasar modal Indonesia, di antaranya adalah dengan bergabungnya BEI menjadi partner dalam Sustainable Stock Exchange (SSE) pada 18 April 2019 serta sebagai Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD) Supporters pada 15 Juni 2021.
"Diharapkan hal tersebut dapat turut menghasilkan program-program yang mendukung penerapan ESG di lingkungan pasar modal Indonesia," kata Inarno.
Sebagai bentuk inisiatif lanjutan dari regulator pasar modal Indonesia dalam mendukung peningkatan pemahaman sekaligus implementasi terkait ESG, Otoritas Jasa keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan ESG Capital Market Summit 2021 dengan tema “Pursuing Sustainable Finance in Indonesia Capital Market”.
Baca juga: 17 emiten BEI masuk dalam daftar pemantauan khusus
Acara tersebut merupakan rangkaian dari ESG Capital Market Exhibition & Showcase 2021 serta termasuk dalam rangkaian kegiatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia. Kegiatan tersebut diharapkan juga dapat merubah pola pikir atau mindset dari pelaku bisnis, bahwa pertumbuhan perusahaan dapat dicapai dengan tetap menyelaraskan setiap kegiatannya untuk selalu menjaga lingkungan hidup, penggunaan sumber daya secara bijaksana dan mendukung kesejahteraan sosial melalui pemberdayaan masyarakat sekitarnya.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021