Indonesia memang sedang mengejar target UMKM onboarding ke dunia digital agar daya tahan usaha semakin tinggi dalam persaingan usaha di tengah pandemi COVID-19.

Jakarta (ANTARA) - Berbagai langkah terobosan terus dilakukan pemerintah untuk mendorong para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) "go digital" alias onboarding dan banyak memanfaatkan aplikasi online sehingga skala usaha semakin besar.

Active-selling menjadi salah satu pilihan yang dilakukan pemerintah dalam beberapa waktu terakhir. Dengan terus mengadakan pelatihan dan pendampingan active selling serentak di 10 daerah, fasilitator dan UMKM di sektor produksi dan pengolahan seperti sedang bergegas mengejar target dan tujuan.

Indonesia memang sedang mengejar target UMKM onboarding ke dunia digital agar daya tahan usaha semakin tinggi dalam persaingan usaha di tengah pandemi COVID-19.

Dimulai dari awal Juli 2021, active selling yang dilakukan oleh Direktorat Ekonomi Digital Ditjen Aplikasi Teknologi Informatika Kementerian Kominfo RI resmi dibuka pada 26 Juli 2021.

Meski terkendala dengan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), target daerah kegiatan active selling yakni di 10 destinasi wisata prioritas tetap dilakukan ditandai dengan pembukaan resminya melalui layar virtual.

Upaya itu tak bisa ditunda lagi mengingat UMKM harus benar-benar didukung agar mampu menopang perekonomian di kala pandemi.

Di samping itu, pandemi COVID-19 ini juga memaksa bisnis harus pararel antara offline dan online, sehingga UMKM harus memiliki bekal yang cukup untuk menyongsong derasnya perkembangan dunia digital.

Baca juga: Pengamat: Holding ultra mikro dorong percepatan digitalisasi UMKM

Aplikasi marketplace sebagai pasar online menjadi yang utama. Selain itu terdapat aplikasi-aplikasi pendukung lainnya untuk membuat proses bisnis lebih efektif dan efisien.

Sebut saja aplikasi media sosial sebagai sarana promosi, aplikasi agregator untuk memonitor toko-toko online ke dalam satu aplikasi, aplikasi kasir, dan aplikasi pembukuan untuk memudahkan pencatatan.

Plt. Direktur Ekonomi Digital, Kementerian Kominfo I Nyoman Adhiarna mengatakan aplikasi pasar online atau marketplace telah menggantikan peran pasar tradisional di dunia digital.

Karena itu agar toko online menghasilkan laba yang besar, UMKM wajib mengoptimalkan berbagai aplikasi pedukung lainnya sehingga bisnis mereka lebih efektif dan efisien.

Stakeholders setempat pun termasuk pemerintah daerah benar-benar diharapkan bisa turut memberikan dorongan kepada UMKM untuk go digital.

Produk Lokal
Para stakeholder dan banyak pihak di satu sisi berkeinginan besar agar para pelaku UMKM dapat memiliki bekal yang cukup untuk berkompetisi di pasar digital.

UMKM daerah juga diharapkan mampu menjual produk-produk lokal untuk mendongkrak perekonomian di daerahnya.

Baca juga: Menkop UKM harap kerja sama Grab-Emtek berdampak baik untuk UMKM

Koordinator Adopsi Teknologi Digital UMKM Kementerian Kominfo Sumarno berharap bahwa kegiatan ini dapat berlangsung dengan minimum kendala, agar bisa menjangkau sasaran yakni 26.000 UMKM di sektor produksi dan pengolahan. Dan pada intinya adalah membantu UMKM untuk meningkatkan pendapatan melalui aplikasi-aplikasi digital.

Ia berharap dengan dukungan perangkat daerah, kegiatan tersebut bisa berjalan dengan lancar, supaya mencapai sasaran yang tepat dan tujuannya juga terwujud.

Kegiatan ini semata-mata untuk membantu UMKM agar dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui pemanfaatan aplikasi-aplikasi digital.

Seiring dengan itu kegiatan Active Selling ini juga dibarengi dengan survei terhadap 37.000 UMKM. Output dari survei diharapkan dapat menghimpun kondisi terkini dan harapan para UMKM sebagai pijakan kegiatan mendatang.

Tetap inovatif
Seiring dengan itu, pelaku UMKM tak sekadar dituntut untuk go online melainkan tetap inovatif. Sebagaimana disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, yang terus mengajak pelaku usaha ekonomi kreatif berani berinovasi dengan membuat konten kreatif pada platform digital untuk memasarkan produknya.

Menurut dia, pelaku ekonomi kreatif ini bukan hanya memasarkan produknya melalui online saja, tapi mereka harus meningkatkan keterampilan mereka untuk menciptakan konten-konten kreatif di platform digital yang mereka gunakan.

Sandiaga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyusun sejumlah strategi, mulai dari bantuan permodalan hingga pelatihan keterampilan, khususnya digitalisasi UMKM yang meliputi penjualan online hingga pembuatan konten kreatif.

Konten kreatif diyakini dapat menjadi sarana promosi strategis untuk meningkatkan sekaligus memasarkan berbagai produk ekonomi kreatif.

Baca juga: KPPU: Cara bangkitkan UMKM ialah bekerja keras dan saling bahu-membahu

Konten kreatif ini penting sekali untuk menarik masyarakat agar membeli produk UMKM, maka dari itu kita punya program pelatihan pembuatan konten-konten kreatif.

Semua memahami bahwa pandemi COVID-19 turut berandil besar dalam perkembangan ekonomi kreatif nasional, khususnya e-commerce.

Meskipun, kondisi pandemi itu juga memicu krisis ekonomi bangsa. Berdasarkan data Focus Economy Outlook 2020, ekonomi kreatif justru menyumbang sebesar Rp1.100 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sepanjang 2020.

Data tersebut menjadi bukti sektor ekonomi kreatif yang banyak didominasi pelaku UMKM mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19. Oleh karenanya, ia mengajak pelaku UMKM agar terus berinovasi memanfaatkan platform digital di tengah pandemi COVID-19.

Berbagai pengalaman membuktikan bahwa inovasi dan teknologi faktanya selalu dapat membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk naik kelas menjadi usaha yang lebih besar.

Terlebih saat ini ketika UMKM mengalami berbagai permasalahan seperti penurunan penjualan, permodalan, distribusi terhambat, kesulitan bahan baku, produksi menurun dan PHK buruh, yang jelas hal ini menjadi ancaman bagi perekonomian nasional.

UMKM sejauh ini memegang peran sebagai penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja, sayangnya pandemi membuat sektor ini menghadapi penurunan produktivitas yang berakibat pada penurunan profit secara signifikan.

Maka untuk membangkitkan kembali kondisi ini diperlukan solusi mitigasi dan pemulihan. Langkah mitigasi prioritas jangka pendek adalah dengan menciptakan stimulus pada sisi permintaan dan mendorong platform digital (online) untuk memperluas kemitraan.

Upaya lainnya yaitu melalui kerja sama dalam pemanfaatan inovasi dan teknologi yang dapat menunjang perbaikan mutu dan daya saing produk, proses pengolahan produk, kemasan dan sistem pemasaran serta lainnya.

Dan banyak langkah termasuk active selling perlu terus dilakukan agar UMKM bisa segera go digital di samping juga didorong tetap kreatif dan inovatif.

Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021