Lamongan (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamongan mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai kasus demam berdarah (DB) yang diperkirakan mulai mewabah pada bulan Januari ini. "Meski hingga sekarang baru 13 kasus, kami minta masyarakat tetap waspada terhadap penyakit itu," kata Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Lamongan, Abdur Rifai di Lamongan, Kamis. Ia lantas memaparkan data Dinkes 2007, khusus Januari, tercatat 193 dari 720 kasus DB yang terjadi sepanjang tahun tersebut. Berikutnya, Januari 2008, tercatat 135 dari 542 kasus DB. Dengan demikian, kata Rivai, angka kasus DB di kabupaten setempat cenderung menurun. Begitu pula, jumlah penderita yang meninggal dunia, misalnya, data 2007 tercatat 17 orang dari 720 penderita DB meninggal. Kemudian, 2008, tercatat delapan orang dari 542 penderita meninggal dunia. "Umumnya pasien DB yang meninggal dunia berusia antara 5-15 tahun. Mereka meninggal karena faktor keterlambatan penanganan, sudah dalam kondisi kritis pasien baru berobat," katanya. Ia mengatakan, dari 27 kecamatan yang dianggap paling rawan wabah DB, yakni Kecamatan Sukodadi, Sekaran, dan Lamongan. "Ketiga kecamatan tersebut paling rawan akan terjadi wabah DB, misalnya, di Kecamatan Sukodadi pada tahun 2008 tercatat 82 pasien DB, sementara di Kecamatan Sekaran dan Lamongan masing-masing 42 pasien DB," paparnya. Untuk menekan jumlah kasus DB di Lamongan, kata Rifai, pada tahun ini Pemkab Lamongan mengalokasikan anggaran khusus untuk pemberantasan wabah DB senilai Rp230 juta. Dengan rincian, kata dia, anggaran Rp205 juta untuk program fogging (penyemprotan) gratis, sisanya Rp25 juta untuk pembelian larvasida (obat pembunuh jentik nyamuk). "Pemkab pada tahun ini juga mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi berupa 200 liter Lation (obat pembunuh nyamuk) dan larvasida sebanyak 100 kilogram," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009