Mekanisme ini akan memungkinkan pasokan baru dan memungkinkan negara untuk mempercepat pembelian vaksin. Ini juga akan memberikan transparansi tentang ketersediaan vaksin, harga, dan jadwal pengirimanWashington (ANTARA) - Bank Dunia dan program distribusi vaksin global COVAX pada Senin meluncurkan mekanisme pembiayaan untuk mempercepat pasokan dosis vaksin ke negara-negara berkembang, di mana tingkat inokulasi COVID-19 jauh di belakang negara-negara kaya.
Mekanisme tersebut memungkinkan COVAX untuk melakukan pembelian di muka--dengan harga yang lebih kompetitif--dari produsen vaksin berdasarkan permintaan agregat di seluruh negara, menggunakan pembiayaan dari Bank Dunia dan bank pembangunan multilateral lainnya.
“Mengakses vaksin tetap menjadi satu-satunya tantangan terbesar yang dihadapi negara-negara berkembang dalam melindungi rakyatnya dari dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi akibat pandemi COVID-19,” kata Presiden Bank Dunia David Malpass.
Baca juga: Haiti terima vaksin COVID-19 sumbangan AS melalui fasilitas COVAX
"Mekanisme ini akan memungkinkan pasokan baru dan memungkinkan negara untuk mempercepat pembelian vaksin. Ini juga akan memberikan transparansi tentang ketersediaan vaksin, harga, dan jadwal pengiriman," ujar Malpass dalam sebuah pernyataan.
Perjanjian Bank Dunia dengan COVAX, yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), akan membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah mengakses dosis vaksin tambahan, selain dosis subsidi penuh yang sudah mereka terima.
Mekanisme baru muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang lambatnya vaksinasi di negara-negara berpenghasilan rendah.
Hanya 1,1 persen orang di negara-negara tersebut yang telah menerima setidaknya satu dosis, dibandingkan dengan 26,9 persen dari total populasi dunia, menurut angka dari Our World in Data.
Pakar kesehatan global memperingatkan bahwa pandemi akan terus menyebar dan memunculkan varian baru sampai lebih banyak orang di seluruh dunia divaksin.
Baca juga: Bangladesh akan terima suplai vaksin AstraZeneca dari COVAX, India
Pengaturan baru meminta negara-negara yang telah memiliki proyek pengadaan vaksin yang disetujui Bank Dunia untuk meminta pembelian vaksin melalui COVAX, dan meminta Bank Dunia untuk membayar biaya atas nama mereka menggunakan pembiayaan proyek yang ada.
Konfirmasi Bank Dunia akan mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam permintaan dan pembiayaan, memungkinkan COVAX untuk membeli dosis yang lebih besar dari produsen dengan harga yang lebih baik.
COVAX baru-baru ini membuka jalan bagi 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk membeli dosis vaksin mereka sendiri, selain menerima pengiriman yang dibayar oleh donor lain.
COVAX berencana untuk menyediakan hingga 430 juta dosis vaksin tambahan di bawah program Advance Market Commitment (AMC) hingga akhir 2021 dan pertengahan 2022.
Negara-negara akan memiliki kesempatan untuk memilih dan berkomitmen untuk pengadaan vaksin tertentu yang selaras dengan preferensi mereka di bawah program AMC.
Sumber: Reuters
Baca juga: Negara Afrika akan segera terima donasi vaksin COVID-19 dari AS
Baca juga: Menlu: Indonesia "all out" untuk amankan pasokan vaksin
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021