Jakarta (ANTARA News) - Pembuat ponsel Sony Ericsson menyalahkan kekurangan komponen terkait jatuhnya pengiriman dan penjualan handset dalam kuartal ketiga, yang menyebabkan hilangnya keuntungan yang diharapkan.
Pembuat handset kelima terbesar di dunia telah memotong biaya dan mengubah portofolio, menarik diri kembali ke zaman kegelapan setelah tujuh kuartal berturut-turut merugi.
Perusahaan telah menggantungkan harapan pada pertumbuhan mengesankan pasar ponsel pintar, seperti yang Xperia X10, Vivaz, X10 mini dan X10 mini pro, yang menawarkan fungsi PC dan link ke situs jejaring sosial.
Namun, penjualan pada kuartal ketiga tampak datar dari tahun ke tahun sebesar 1,6 miliar euro, yang tidak mencapai perkiraan rata-rata 1,8 miliar dalam jajak pendapat Reuters dan di bawah 1,76 miliar pada periode April-Juni.
Sony Ericsson melaporkan bahwa ponsel pintarnya memiliki kinerja yang bagus tapi kepala eksekutif Sony mengatakan perusahaan harus mengurangi pengiriman karena kekurangan suplai layar LCD dan printed circuit boards (PCBs) untuk handset.
"Ada kekurangan suplai di pasar, yang telah mempengaruhi kita," kata Chief Executive Sony Ericsson, Bert Nordberg kepada Reuters. "Volume kami tidak memenuhi harapan. Itulah satu alasan yang mencuat."
Sony Ericsson mengirim 10,4 juta handset pada periode ini, bertentangan dengan semua perkiraan 27 analis dalam jajak pendapat Reuters. Angka mereka berkisar 10,5 juta - 13,9 juta.
Perkiraan rata-ratanya adalah Sony Ericsson mengirimkan 12 juta ponsel selama periode Juli - September dibandingkan dengan 11 juta pada kuartal kedua.
"Itu jelas lebih lemah dari yang diharapkan - 8 persen di bawah ekspektasi saya di EBIT (earnings before interest and taxes) - dan itu adalah volume terendah yang dijelaskan," kata, seorang analis Eric Penser dari Lindtorp Per.
Laba Ericsson dan Sony Corp sebelum pajak, adalah 62 juta euro (87,28 juta dolar), dibandingkan dengan kerugian 199 juta pada tahun lalu dan jauh di bawah perkiraan rata-rata untuk keuntungan sebesar 72 juta dalam jejak pendapat Reuters.
Permintaan Tinggi
Pembuat ponsel pintar diuntungkan dari melonjaknya permintaan handset. Penjualan ponsel pintar global diharapkan tumbuh lebih dari 50 persen tahun ini.
HTC dan Research in Motion telah melaporkan peningkatan tajam dalam laba triwulanan tentang tingginya permintaan.
Apple, urutan keenam dalam pasar tetapi pembuat handset paling menguntungkan, akan melaporkan pada 18 Oktober. Nokia, pemimpin pasar, akan melaporkan pada 21 Oktober, dan Motorola yang berada di urutan ketujuh pada 28 Oktober.
Vendor ponsel korea Samsung dan LG Electronics akan melaporkan pada akhir bulan.
Chief Executive Bert Nordberg mengatakan kinerja Sony Ericsson secara keseluruhan adalah "stabil."
"Strategi kami fokus pada kesuksesan segmen ponsel pinatr dan ponsel pintar sekarang terdiri lebih dari 50 persen dari total penjualan kami," katanya dalam sebuah pernyataan.
Penjualan ponsel pintar yang didukung oleh sistem operasi populer Google Android, membantu harga jual rata-rata handset, 154 eoro terhadap perkiraan dari 149 euro dan 160 euro pada kuartal sebelumnya.
Sedangkan pertumbuhan pasar secara keseluruhan diperkirakan berada di sekitar 11 persen tahun ini, penjualan ponsel pintar diperkirakan meningkat lebih dari 50 persen.
Dengan semua merk ponsel yang berdesak-desakan di pangsa pasar, maka, persaingan akan semakin sulit.
"Sony Ericsson merubah haluan pengirimannya tetapi perlu menjaga keseimbangan portofolio, meningkatkan pelayanan dalam pasar, meningkatkan diferensiasi dan menghindari kehilangan arah di tengah-tengah jalan yang dikuasai agresifitas harga perangkat Android," ujar analis CCS Insight, Geoff Blaber, dikutip Reuters.
Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010