Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta, Senin sore, melemah tipis 10 poin ke posisi 8.930/8.940 per dolar karena tekanan aksi ambil untung.

Rupiah makin terkoreksi setelah Morgan Stanley menyatakan bahwa emerging market mulai jenuh, kata Dirut PT Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga.

Investor asing yang menempatkan dananya di emerging market turun dari enam persen turun menjadi empat persen, katanya.

Menurut dia, pelaku asing hati-hati untuk bermain di pasar saham maupun uang sehingga kedua pasar itu agak lesu yang menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah.

Namun kelesuan itu diperkirakan tidak akan berlangsung lama karena minat pelaku asing bermain dinilai masih tinggi, katanya.

Ia mengatakan, berkurangnya pelaku asing bermain di pasar belum membuat pasar tertekan signifikan, hanya 10 poin, yang diperkirakan pada Selasa besok (19/10) akan kembali menguat.

"Kami optimistis rupiah masih dapat kembali menguat, karena faktor fundamental Indnesia yang makin kuat dan dukungan dari eksternal yang kembali positif," katanya.

Menurut Edwin Sinaga, posisi rupiah saat ini dinilai masih bagus tidak perlu dikhawatirkan yang penting tidak lari atau bergerak suatu saat turun dan suatu saat naik.

Apalagi Bank Indonesia (BI) masih berada di pasar menjaga pergerakan rupiah agar tidak melebar, katanya.

Edwin Sinaga mengatakan, Indonesia masih merupakan pasar yang memberikan keuntungan lebih baik, karena itu pelaku asing masih tetap bermain di pasar domestik.

"Kami memperkirakan peluang rupiah untuk naik lagi masih cukup besar, yang didukung dengan masuknya kembali pelaku asing ke pasar," ucapnya.

(H-CS/A023/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010