Jangat berharap adanya revolusi tingkat tinggi pakaian bagi tentara militer wanita Amerika; perubahan itu hanya tampak sedikit saja, meski penting kata orang pertama yang akan mencoba Army Combat Uniform (ACU).
"Seragam untuk semua jenis kelamin (umum) agak sedikit longgar," kata mayor Sequana Robinson kepada AFP, mewakili pendapat dari ribuan tentara wanita yang sudah dalam waktu yang lama harus puas dengan seragam yang tidak pas.
"Tujuannya bukan untuk membuat tentara wanita menonjolkan lekuk tubuh mereka, melainkan...ditujukan untuk meringankan beberapa dampak bahan seragam" yang menjadikan tanda seragam umum yang lebih banyak dipakai baik tentara pria dari pada wanita.
Selama bertahun-tahun AD AS menerapkan standar umum untuk pria dan wanita dalam ACU yang berusaha untuk melakukan netralisasi perbedaan jender tapi kerap mendapat penilaian tidak nyaman dan berat oleh tentara wanita.
Robinson, asisten manajer produksi untuk seragam tentara di Kantor Eksekutif Program yang bertanggung jawab terhadap segala hal yang dikenakan atau dibawa tentara AS, sedang mempersiapkan seragam, menjadi pihak yang merancang bentuk dasarnya di markas militer di selatan ibu kota Washington.
Sekitar 600 tentara wanita akan menjalani tes komprehensif atas pakaian tersebut mulai Januari mendatang. Bila rancangan diterima oleh Badan Seragam Angkatan Darat, seragam tempur wanita yang berasal dari studi dan uji coba selama lima tahun itu akan diluncurkan pada awal 2012.
Rancangan seragam baru adalah langkah maju terbaru dalam menyikapi perbedaan jender di militer AS, tempat wanita telah tersebar ke banyak wilayah tugas.
Wanita telah bertugas di beberapa bagian di AD AS sejak 1775. Dan Pentagon telah meluncurkan beberapa stel seragam wanita selama bertahun-tahun walau hanya untuk acara seremonial atau posisi non-tempur.
Namun seragam-seragam itu tidak membuat wanita, yang berjumlah 14 persen dari tentara ditunjuk ke bagian tempur meski mereka menempati tugas di bagian pendukung seperti menjadi penembak, pengemudi truk, polisi militer, dan pilot helikopter.
Dalam perang di Irak dan Afganistan, tempat tentara AS berperang melawan para pemberontak dengan serangan dan taktik yang tidak biasa, tentara wanita AS mendapati diri mereka berada dalam pertempuran sengit, menjadikan pakaian yang pas untuk dikenakan di lingkungan ekstrim menjadi penting.
ACU untuk wanita "dipastikan menjadi yang pertama untuk tentara," kata Mary Harwood, insinyur di faktor manusia AD AS yang punya peran penting dan menjadi kunci perubahan bagi seragam loreng berwarna kuning kecoklatan tersebut.
Seragam baru itu memiliki "penyesuaian yang cocok untuk bentuk tubuh," tambahnya.
Apa yang tentara wanita akan dapatkan adalah pakaian yang lebih mengakomodasi bentuk tubuh wanita.
Di antara kunci perubahan adalah adanya tambahan lubang udara di belakang yang memberikan ruang untuk dada perempuan; bagian bahu yang lebih kecil; penggantian tali celana dengan ikat pinggang elastik; penyesuaian perbandingan jarak pinggang ke pinggul; dan perubahan bagian depan dan belakang tubuh.
Atau, seperti yang diakui oleh Harwood dalam bahasa pecinta fashion, "lebih banyak bahan...untuk mengakomodasi bagian bokong."
Perubahan lain termasuk penambahan panjang mantel hingga ke pinggul dan peletakan ulang tempat lencana, kantung lengan, bahu, dan tambalan lutut.
AD mengatakan respon dari keluhan tentara yang mengatakan ACU "tidak pas dengan kebanyakan tentara wanita" mendorong rancangan baru, dan tes pendahuluan menunjukkan seragam baru "lebih kecil, lebih nyaman, hemat, dan meningkatkan keindahan tentara wanita."
ACU adalah pengganti Battle Dress Uniform (BDU) yang digunakan militer AS bagi tentaranya pada 1981-2005.
Robinson mengatakan awalnya ia khawatir seragam baru "akan terlalu ketat dan terlalu melekat ke tubuh perempuan."
Namun mayor itu langsung menyukai pemikiran untuk menukar seragam ACU untuk umumnya ke seragam yang lebih pas di badan yang membuatnya tampak menjadi seorang tentara profesional."
"Saya tidak lagi mengenaikan celana saudara laki-laki saya, saya mengenakan sesuatu yang dibuat khusus untuk saya." (*)
AFP/KR-DLN/H-AK
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010