Jakarta, 18/10 (ANTARA) - Menikmati air yang bersih bagi masyarakat kota adalah hal yang biasa. Namun bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah di Kabupaten Karawang, menikmati air bersih dengan harga yang murah adalah hanya sebuah mimpi. Mengingat biaya pemasangan sambungan air bersih yang normal berkisar antara Rp 700.000-Rp 1.000.000. Untuk itu banyak warga Karawang yang memilih membeli air bersih isi ulang seharga Rp. 4.000 per galonnya. Namun mulai saat ini, sebanyak 3,000 warga masyarakat berpenghasilan rendah di Kabupaten Karawang boleh mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan, karena mereka berhak mendapatkan manfaat dari program Hibah Air Minum yang dibiayai oleh pemerintah Australia. Pemda Kabupaten melalui PDAM Karawang akan membangun saluran air minum baru melalui mekanisme hibah berbasis insentif. Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Prakarsa Infrastruktur Indonesia, sebuah proyek yang dibiayai AusAID dengan dukungan Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Cipta Karya (DitJen Cipta Karya), Kementerian Pekerjaan Umum.

Harga Ekonomis dan Aman Dikonsumsi
Program hibah pertama di Indonesia yang murni berbasis hasil ini diberikan pemerintah Australia secara langsung kepada Pemda. Hal ini dimungkinkan dengan adanya peraturan untuk memberikan dana murni on-granting kepada Pemerintah Daerah. Dalam program ini bantuan diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk memperoleh akses air minum dengan biaya administrasi hanya sebesar Rp 30.000 (ditambah Rp 62.000 untuk deposit biaya penggunaan selama dua bulan berjalan). Biaya rendah ini dimungkinkan karena PDAM Karawang membebaskan biaya pemasangan sambungan. Biaya administrasi ini tentu jauh lebih ringan dibandingkan biaya pemasangan normal.

Bagi Mimi, seorang ibu rumah tangga yang memiliki dua orang anak dengan suami yang bekerja sebagai buruh berpenghasilan tak tetap, biaya pemasangan normal tentu jauh dari jangkauannya. Kini Mimi sekeluarga bisa dengan mudah mendapatkan akses air bersih karena keluarganya terpilih sebagai penerima manfaat program ini. Sebelumnya ia harus menyisihkan kurang lebih Rp 40.000 per bulan untuk membayar separuh dari tagihan air tetangganya karena menumpang kebutuhan air di rumah tetangga tersebut. Setelah berlangganan air PDAM, dengan biaya Rp. 40.000 sebulan ia kini bisa menyediakan lebih dari 18 meter kubik air bagi keluarganya.

Pelaksanaan Program
Hibah air minum ini diberikan pemerintah Australia kepada Pemda yang menginvestasikan dana pada PDAM dengan menyediakan sambungan air minum baru bagi keluarga miskin. DitJen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum adalah lembaga yang ditunjuk Pemerintah untuk melaksanakan program ini melalui proses seleksi dan menentukan nilai progam. Proses seleksi dilakukan berdasarkan komitmen Pemda yang bersangkutan dan kapasitas PDAM setempat. Program ini diberikan pada daerah layanan PDAM dengan jumlah rumah tangga miskin yang cukup banyak. Setelah PDAM melakukan sambungan baru, kemudian diverifikasi di lapangan oleh DitJen Cipta Karya untuk menentukan jumlah rumah tangga baru yang telah menerima sambungan air PDAM. Setelah melalui proses tersebut Pemda mengajukan permintaan pembayaran dana hibah kepada Kementerian Keuangan dengan dilengkapi dokumen hasil survei verifikasi yang dilakukan Ditjen Cipta Karya.

Bening, Aman dan Juga Murah
Air yang mengalir ke rumah warga sangat bening dan bisa dipergunakan untuk segala kebutuhan. Walaupun pada tahap awal banyak warga yang ragu-ragu mengkonsumsi air berbau kaporit, namun setelah mendapat penjelasan dari kepala PDAM Karawang, H. Open Supriadi, SE. M.Sc.MM, dalam sebuah kunjungan lapangan, warga menjadi paham bahwa bau kaporit itu menandakan bahwa air tersebut sudah diberi tambahan kaporit untuk membunuh kuman sehingga layak dikonsumsi.

Selain itu banyak warga penerima program ini belum menggunakan air PDAM miliknya secara maksimal karena takut harus membayar mahal saat penagihan. Seperti keluarga Bukhori, penerima program Hibah Air Minum dari desa Kampung Sawah, kecamatan Jayakarta mengaku hingga tiga minggu berlangganan PDAM baru menggunakan 1 meter kubik air karena mengira tarifnya mahal. Ia tidak mengira bahwa untuk pemakaian air sebanyak 1 meter kubik (atau 1.000 liter), warga hanya merogok kocek hingga Rp 2.150 saja. Artinya harga air PDAM 50 kali lebih murah daripada air isi ulang yang per galonnya (19 liter) mencapai Rp 4.000.

Peningkatan kualitas hidup masyarakat penerima program Hibah Air Minum ini menjadi pertanda bahwa dengan air yang bersih dan aman, menjadikan hidup mereka lebih baik.

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010