Jakarta (ANTARA nEWS) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan bahwa pihak Jepang memberikan komitmen untuk membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) di Indonesia.
"Jepang sangat komit untuk membangun koridor ekonomi kita, dananya 52,9 miliar dolar AS," kata Hatta Rajasa di Gedung Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengembangan tahap pertama koridor ekonomi Indonesia akan meliputi enam koridor ekonomi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ia menyebutkan, minat dan komitmen Jepang itu diungkapkan pihak Jepang saat pertemuan pejabat Indonesia dengan pejabat Jepang dalam kunjungannya ke Jepang 14-16 Oktober 2010. Jepang berencana untuk mengembangkan enam koridor ekonomi dalam rangka mendorong investasinya di Indonesia.
Sebelumnya Hatta menyebutkan bahwa pemerintah menawarkan konsep kawasan ekonomi khusus tersebut dengan langkah nyata pembangunan infrastruktur dan mengambil contoh model awal pengembangan di Jawa.
"Saya menginginkan ada sesuatu yang konkret. Langsung terhadap pembangunan infrastruktur kita ambil dulu dari enam koridor ekonomi, kita ambil modelnya Jawa dulu. Jawa sebagai model jadi pembangunan infrastrukur," ujarnya.
Ia mengatakan, pembangunan infrastruktur yang dimaksud dapat dimulai dengan pengerjaan Mass Rapid Transit (MRT) atau sistem transportasi massal di wilayah metropolitan Jabodetabek.
"Dimulai dari MRT, nanti akan ada pembicaraan meluas. Sekarang MRT tahap satu akan meluas. Kemudian kita bicara masalah pelabuhan, bandara dan segala macam nanti," ujarnya.
Ia menjelaskan, proyek yang ditawarkan ini belum mencakup wilayah Indonesia bagian timur dan baru wilayah bagian barat khususnya Jawa.
Hatta mengatakan, apabila studi mengenai konsep enam koridor tersebut telah selesai, implementasi proyek dan proses pembiayaan dapat segera berjalan.
Selain itu, ia menambahkan, pembicaraan yang dilakukan nanti juga untuk mengetahui minat Jepang dalam proyek energi geothermal.
Sementara itu mengenai pembahasan kelanjutan Proyek Inalum Asahan, Hatta mengatakan, hingga saat ini belum masuh dalam tahapan negosiasi.
"Sebagaimana proposalnya, mereka meminta untuk supaya bisa dibicarakan tapi kita katakan bahwa sekarang kita dalam tahap pengkajian menilai asetnya, belum masuk dalam tahapan negoisasi. Akhir Oktober ini mulai penjadwalan bersama dengan mereka dan Menteri Perindustrian," kata Hatta.
(ANT/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010