Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah tehadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi turun tipis, karena pelaku melepas rupiah akibat melemahnya bursa regional.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun enam poin menjadi Rp8.926-Rp8.936 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.920-Rp8.930.

Direktur sebuah lembaga keuangan, Chaterina Hadiman di Jakarta, Senin mengatakan, posisi rupiah masih cukup bagus jauh dibawah level Rp8.950 per dolar.

Hal ini menunjukkan kecenderungan pasar bahwa rupiah masih dapat bergerak naik lagi mendekati level Rp8.900 per dolar, katanya.

Rupiah, menurut dia saat ini berada dalam kisaran sempit, karena pergerakannya memang dikehendaki oleh Bank Indonesia (BI) agar tidak lari kemana-kemana.

Apabila rupiah bergerak tak menentu suatu saat naik kemudian turun, maka para eksportir akan sulit untuk menetapkan harga jual produknya di pasar ekspor, katanya.

BI, lanjut dia menghendaki rupiah stabil, karena itu posisi rupiah sejak pekan lalu cenderung berada di level Rp8.920 per dolar yang memudah bagi eksportir untuk menjual produknya di pasar ekspor.

"Kami optimis keberadaan BI di pasar hanya untuk menjaga rupiah tidak bergerak dalam kisaran yang melebar," katanya.

Peluang rupiah untuk naik, menurut dia makin besar dengan adanya pernyataan bahwa ekonomi Indonesia sebenarnya bisa tumbuh 10 persen, karena ekonomi nasional pada 2010 ditargetkan 5,8 persen bahkan tumbuh 6,2 persen.

Untuk mencapai pertumbuhan 10 persen, Indonesia harus mengurangi kegiatan disektor pertanian sebagaimana yang dilakukan Cina sehingga ekonominya melesat tajam, katanya.

"Kami memperkirakan rupiah pada Senin siang akan kembali menguat, karena faktor positif dari internal masih kuat, apalagi fundamental ekonomi makro terus meningkat," tambahnya.
(h-CS/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010