"Saya mengimbau para pejabat dan tokoh masyarakat untuk berhati-hati melontarkan statemen terkait penanganan masalah eksodus dan perambah hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Pasalnya, salah ucap bisa memicu konflik," kata Kapolres di Bangko, Mingggu.
Pernyataan pejabat, saat ini menjadi terminal bagi setiap informasi seputar perkembangan penanganan masalah perambahan TNKS.
Sekecil apapun statemen tersebut rentan memicu salah persepsi, miskomunikasi bahkan provokasi yang berdampak pada gangguan keamanan secara lebih luas.
Merangin hingga saat ini masih menjadi kabupaten teraman di Provinsi Jambi.
Meskipun ada banyak sekali masalah-masalah yang potensial berubah jadi konflik, namun berkat penanganan secara tepat, koordinasi yang kuat antar Muspida dan kearifan para pejabatnya, gejala-gejala tersebut dapat diatasi dan ditangani dengan baik, kata Bagas.
Masalah-masalah itu di antaranya eksodus besar-besaran warga dari Sumsel dan Bengkulu, perambahan hutan TNKS HP, HPT dan HPL, masalah Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), juga masalah narkoba dan beberapa kasus kriminal yang melibatkan pejabat dan aparat, serta masalah tapal batas dengan kabupaten tetangga.
Terkait masalah penanganan perambah TNKS, saat ini statemen sekecil apapun dari pejabat amat rentan bergulir liar ke tengah publik.
Misalnya, pernah ada statemen Bupati Merangin yang akan menertibkan warga eksodus, yang beredar di tengah publik justeru berkembang jadi isu pengusiran paksa oleh aparat bersenjata lengkap dan perladangan kopinya akan dibumihanguskan.
"Tentu saja hal tersebut bisa berdampak pada konflik, masyarakat bisa terprovokasi, ketegangan dan kecemasan meningkat, komunikasi dan interaksi antara warga dan pemerintah jadi terganggu karena sudah saling curiga, dan akhirnya tindakan perlawanan anarkis pun bisa terjadi," tegas Kapolres.
Seharusnya, pejabat dan para tokoh masyarakat berupaya berlomba menenangkan masyarakatnya, mendinginkan suasana hingga semua program penertiban yang telah ditetapkan bisa dijalankan dengan baik.
"Semua pihak menginginkan win-win solusi, hutan TNKS terselamatkan, warga pendatang yang merambah juga terselamatkan," ujarnya.
Karena itu, pejabat dan tokoh masyarakat saat ini harus bisa menahan diri, berpikir positif, bersikap arif, berucap bijaksana dan bertindak efektif dan efisien serta tepat sasaran, tambahnya. (ANT-144/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010