Pontianak (ANTARA) - Kabupaten Sambas, yang juga kerap dijuluki Serambi Mekkah kaya akan adat, budaya, destinasi wisata, dan berbagai potensi. Salah satu potensinya terdapat di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Desa Piantus yang berlokasi sekitar 317 km dari ibu kota Pontianak ini, dulu terkenal dengan daerah perbukitan. Namun, kini berhasil menambah ikon wisata dengan adanya Galery Kerajinan Tangan.

Galery Kerajinan Tangan yang terletak di Dusun Kenanai Desa Piantus menjadi salah satu wadah pengembangan dan peningkatan perekonomian masyarakat sekitar.

Sejarah berdirinya Galery Kerajinan Tangan, bermula dari pengembangan potensi Desa Piantus, yang sangat kental dengan anyaman rotan dan bambu.

Potensi inilah yang mendorong seorang warga bernama Hendi, dan beberapa rekannya ingin mengembangkan kerajinan anyaman rotan dan bambu. Setelah mendapat dukungan dari pemerintah yang akhirnya membangunkan Galery Kerajinan Tangan di Desa Piantus.

Ia menceritakan, awalnya Kementerian Perindustrian RI berkunjung ke Desa Piantus melihat potensi dari anyaman rotan. Pada kunjungan itu, desa tersebut mendapatkan bantuan berupa mesin dengan berbagai jenis untuk mengolah rotan.

Mesin tersebut awalnya disimpan di rumah warga karena dulu masih tidak ada tempat untuk menyimpannya.

"Selang beberapa waktu kementerian pun berkunjung lagi dan bersedia menyediakan tempat untuk mesin,” kata Hendi yang juga Kepala Koperasi sekaligus Kepala Pengelola Galery Kerajinan Tangan.

​​​​​Sebelumnya, pada tahun 2014/2015 Pemerintah Kabupaten menyediakan tempat untuk mesin dan rotan yang belum diolah yang diberi nama Rumah Rotan. Karena mesin sudah lengkap, rotan sudah berubah perlakuannya berkat sentuhan mesin hasil produksi pun mengalami peningkatan dari sebelumnya.

Bermula dari kemunculan mesin dan rumah rotan, pada tahun 2019 pemerintah dengan dana dag membuat Galery Kerajinan Tangan di Desa Piantus. Galery difungsikan untuk menyimpan barang olahan rotan yang sudah jadi.

Gedung 2 lantai tersebut diresmikan pada tahun 2020 oleh Bupati Sambas saat itu. di Lantai bawah sebagai tempat mempertontonkan sekaligus memasarkan hasil karya anyaman rotan yang disulap menjadi berbagai produk karya masyarakat setempat.

Pada lantai atas rencananya akan difungsikan sebagai kantor koperasi, tapi belum maksimal karena terhalang di SDM.

“Kami yang kerja di galery punya misi yaitu untuk mengembangkan rotan. Kami berfikir kerja bukan hanya sekedar mengumpulkan pundi-pundi uang, tapi bagaimana bisa meningkatkan potensi desa dan hasil olahan rotan bisa memenuhi permintaan pasar,” ujar Hendi.

Hendi dan rekan-rekannya terus berusaha merekrut masyarakat setempat untuk bergabung di galery, terutama kaum muda. Sayangnya kebanyakan anak muda hanya melihat tapi belum tertarik untuk bergabung di galery.

Sesungguhnya, para pekerja sudah memiliki potensi karena lahir dari lingkungan pengrajin, sehingga sudah melihat yang berhasil tetapi belum ketika itu belum ada keinginan untuk bergabung.

Seiring perjalanan waktu, saat ini sudah ada 7 buah mesin rotan yang terdiri dari mesin poles, mesin kupas, dan lain-lain, sehingga produksi kerajinan terus bertambah untuk mengisi galery.

Hasil kerajinan tangan Desa Piantus (ANTARA/Evi Julianti)

Barang-barang yang dijual pun cukup bervariasi, seperti kursi, tempat sampah, pot bunga, guci, dan masih banyak lagi.

Setiap barang juga mempunyai harga yang berbeda-beda, tergantung tingkat kerumitan anyaman yang dibuat. Untuk satu set kursi saja mempunyai harga mulai dari Rp200 ribu sampai dengan Rp7 jutaan.

Dengan berbagai jenis permintaan pengelola juga memasok bahan baku yaitu rotan tidak hanya dari Desa Piantus saja melainkan dari berbagai daerah lainnya salah satunya adalah rotan dari Paloh.

Untuk pemasaran selain di Kabupaten Sambas mereka juga sudah memasarkannya ke berbagai daerah di Kalbar seperti Pontianak, Sintang, Sekadau, Putusibau dan lain sebagainya.

Selain di Kalbar, hasil olahan kerajinan rotan juga di pasarkan ke wilayah Serikin, Serawak Malaysia. Untuk produk yang dipesan biasanya adalah kursi dan anyaman lainnya. Penjualan dilakukan dengan cara memasarkan langsung dan lewat media sosial seperti facebook.

Walaupun Galery belum genap satu tahun, namun sudah bisa membantu perekonomian masyarakat. Perajin setempat juga sudah mengalami peningkatan dalam hal mengolah rotan menjadi satu produk baru.

Hendi yang sempat menjabat sebagai kepala Desa Piantus periode 2012-2018 sudah sangat erat dengan rotan. Dia mengaku sejak tahun 1996 sudah bekerja mengolah rotan, jadi dia sudah menikmati pekerjaannya sebagai pengrajin.

“Saya sudah lama bekerja sebagai pengrajin, sebelum menjadi kepala desa dan sampai sekarang masih jadi pengrajin. Saya dan teman-teman bercita-cita di Desa Piantus harus ada pabrik rotan,” kata Hendi.

Lewat Galery Hendi dan rekan-rekannya juga membantu masyarakat setempat yang belum bisa mengayam.

Pelatihan bagi yang belum bisa menganyam juga terus dilakukan. Mulai dari membuat kerangkanya, hingga cara menyelesaikan anyaman diberikan kepada pengrajin.

Beberapa pengrajin bahkan ada baru pullang dari Malaysia kemudian bergabung di galery. Mereka dibimbing dari nol hingga bisa menganyam sendiri agar mendapat perkerjaan dari kemampua menganyam rotan.

Manfaat galery juga dirasakan oleh Aris. Pria 32 tahun itu, sudah menjadi perajin sejak berumur 16 tahun. Sebelum ada galery dia bekerja jadi perajin jika ada ajakan dari orang.

Aris mengaku, sebelum galery itu dibangun dia adalah berfrofesi kuli yang bekerja untuk orang lain. Namun, kini setelah galery dibangun, dia sudah punya pekerjaan tetap menjadi pengrajin di galery.

Mereka berharap dengan adanya galery perekonomian perajin bisa mengingat, nilai produksi bertambah, mutu lebih baik, permintaan meluas, dan Desa Piantus Kabupaten Sambas lebih dikenal masyarakat luas.

Adanya Galery kerajinan tangan di Desa Piantus sudah menjadi impian dan mendapat sambutan baik dari pemerintah desa.

Kepala Desa Piantus, Maulidi pun menyambut baik adanya galery tersebut karena mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Kami dari Pemerintah Desa Piantus sangat mendukung galery tersebut, sehingga adanya kerja sama antara Pemdes, Pemkab dan masyarakat Desa Piantus," ujarnya.

Kini, galery tersebut telah berkembang, aktivitas kerajinan juga tidak lagi pernah sepi karena semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menjadi pengrajin.

Galery ini mempunyai peran yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus meningkatkan potensi Desa Piantus.

Ditambah lagi setelah terbukanya akses jalan dari Desa Tri Kembang menuju Desa Piantus, mengakibatkan tidak hanya masyarakt lokal, namun juga dari luar daerah tesebut banyak masyarakat yang dengan mudah berkunjung ke galery.

Dengan begitu, diharapkan peningkatan hasil produksi kerajinan tangan dari Desa Piantus bisa menjadi produk unggulan untuk memajukan desa dan Kabupaten Sambas.


Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021