Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Australia di Indonesia pada Sabtu mengadakan pagelaran musik hip hop di Jakarta dalam rangka mengenalkan keserasian beragam budaya yang ada di negeri itu.
Beberapa musisi hip hop serta seniman yang tampil pada acara tersebut didatangkan langsung dari Australia untuk mengenalkan ragam budaya mereka.
Seniman penyair Omar Musa, musisi hip hop The Brothahood, "Disc Jockey" (DJ) Jay Tee dari The Last Kinection serta seniman AS yang berada di Sydney, Mighty Joe, turut meramaikan pagelaran musik hiphop di Jakarta pada 15 dan 16 Oktober itu.
Para seniman itu memiliki kekhasannnya masing-masing, seperti Omar Musa dan The Brothahood yang berkeyakinan sebagai seorang muslim menandakan bahwa Australia memaknai dan menghargai perbedaan yang ada. Selain itu, "DJ" Jay Tee dari The Last Kinection merupakan penduduk asli Australia yang berkiprah pada musik hip hop.
"Kami kelompok musik hip hop muslim yang ingin menunjukkan bahwa pandangan yang dunia lihat mengenai Islam adalah salah, dan kami juga ingin memotivasi pemuda muslim agar bangga kepada agama dan keimanan mereka," ujar personil The Brothahood, Moustafa Dabab.
"Ayah saya mengajarkan bahwa Islam bukan agama yang keras dan berjihad bukanlah dengan pisau melainkan menggunakan alat tulis," ujar seorang penyair, Omar Musa, yang menambahkan bahwa keimanan seseorang tidaklah dapat dipaksakan.
Menurut seorang perwakilan Serikat Buruh Muslim Indonesia, Eko Darwanto, kegiatan ini amat positif untuk menunjukkan keragaman budaya di dunia.
"Namun sebelumnya, pemuda Indonesia juga harus mengenal dan bangga kepada kebudayaan Indonesia terlebih dahulu agar mereka tidak lupa pada kekayaan budaya negaranya," ujar Eko.
Ia menyarankan pemerintah Indonesia memiliki program yang tepat bagi para pemuda Indonesia untuk melestarikan kebudayaan aslinya.
Acara pameran bakat budaya Australia telah dimulai sejak 17 September hingga 17 Oktober pada beragam bidang seni yaitu musik, tari, kesusastraan, serta pewayangan di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. (BPY/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010