Magelang (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Merapi cenderung meningkat sejak statusnya dinyatakan waspada pada 23 September 2010, pada Jumat (15/10) guguran lava mencapai 30 kali atau mengalami peningkatan dari Kamis (14/10) sebanyak 21 kali.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Babatan, Ismail, di Magelang, Sabtu mengatakan, selain itu juga terjadi peningkatan gempa multiphase dari 146 kali menjadi 246 kali.
Gempa vulkanik dalam dari 10 kali menjadi enam kali, sedangkan gempa vulkanik dangkal dari 10 kali menjadi 24 kali. Pada hari Jumat terjadi gempa tektonik sekali, sedangkan sehari sebelumnya tidak terjadi gempa tektonik.
Ia mengatakan pada Jumat tinggi asap mencapai 400 meter pada pukul 05.45 WIB ke arah barat laut.
"Meskipun ada peningkatan aktivitas, kini statusnya masih waspada," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan instrumen peralatan yang ada memang ada peningkatan aktivitas Merapi, tetapi secara visual belum tampak.
"Secara visual, pengamatan dari Pos Babatan ini peningkatan aktivitas Merapi belum tampak, baik untuk gempa vulkanik, multiphase, maupun guguran," katanya.
Peningkatan aktivitas gunung berapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta ini tidak mempengaruhi aktivitas warga yang tinggal di lereng gunung tersebut.
Para petani masih terlihat beraktivitas di ladangnya dan kegiatan penambangan pasir juga masih berlangsung.
Fase erupsi terakhir Gunung Merapi terjadi pada pertengahan 2006 ditandai dengan semburan awan panas secara intensif, luncuran lava pijar, dan hujan abu.
Berdasarkan pantauan di wilayah Kabupaten Magelang, beberapa jalur evakuasi yang mengalami kerusakan hingga saat ini belum diperbaiki oleh pemkab setempat, antara lain di jalur Mangunsuko-Krinjing kerusakan jalan sekitar tiga kilometer dan jalur Keningar-Sumber sekitar lima hingga enam kilometer.
(H018/Z003/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010