Sutono, warga Kelurahan Sidokare, Kecamatan Kota Sidoarjo, Sabtu mengatakan bahwa air setinggi 30 sentimeter masih menggenangi Jalan KH Mukmin dan Mayjend Sungkono.
"Air juga masih menggenangi Kelurahan Sidokare, Jetis dan Suko karena Sungai Jetis yang ada di kawasan itu masih meluap," katanya.
Ia mengemukakan, ketinggian air yang ada di Sungai Jetis saat ini sudah mencapai bibir tanggul sehingga air yang ada di dalamnya meluber dan masuk ke dalam rumah warga.
"Sudah lebih dari 24 kawasan ini tergenang air dan belum ada tanda-tanda air akan surut," katanya.
Sementara kawasan lain di Sidoarjo yang masih tergenang banjir yaitu Kecamatan Krian dimana terdapat lebih dari enam desa yang tergenang banjir.
Menurut Camat Krian, Bahrul Amik, di kawasan Keboharan dan Sidokare, terdapat sekitar 250 kepala keluarga yang menjadi korban banjir.
Banjir di wilayahnya, menurut Amik, selain karena tingginya curah hujan juga karena penyumbatan saluran air yang ada di kawasan tersebut.
"Air tidak dapat mengalir dengan lancar karena itu kami akan melakukan pengecekan ke lapangan terkait dengan masalah ini," katanya.
Menurutnya, terpaan air hujan di desa Sidomulyo membuat satu rumah warga rusak dan untuk sementara kerugian korban banjir belum bisa dipastikan.
Guna menanggulangi luapan air itu, menurut juru bicara PU Pengairan Pemkab Sidoarjo Ali Mahmudi, pihaknya telah mengoptimalkan dam di Lengkong, Mojokerto dan 40 dam di hilir yang mengarah ke laut.
"Semua UPT yang pegang kendali dam saat ini terus siap siaga supaya tidak ada masalah yang bisa merugikan masyarkat luas," katanya.
Banjir yang terjadi itu diduga akibat kanal buntung yang memanjang di Balongbendo tidak cukup menampung air hujan yang terjadi di hulu sungai.
Di sisi lain, kata dia, kondisi Sidoarjo sendiri sangat rendah dan berbentuk datar sehingga air tidak dapat langsung masuk ke kanal dan membuat air tertahan di beberapa titik.
"Air yang ingin masuk ke dalam kanal itu masih antri dan jika terjadi hujan deras air tidak dapat masuk semua karena ada saluran air yang tidak berjalan menunju daerah-daerah yang letaknya lebih rendah," katanya.
Pengoptimalan dam atas dan dam bawah ini agar air yang berada di tengah cepat surut dengan menutup dam di atas dan membuka dam di bawah.
"Kami telah mengoptimalkan semua dam agar air dapat terserap," katanya.
Dia mengatakan, dalam dua atau tiga hari ini meski hujan deras kondisi air di Sidoarjo akan cepat surut sebab laut sedang dalam kondisi surut.
Tetapi, empat hari kedepan, kemungkinan banjir masih cukup tinggi karena diperkirakan pada hari itu, air laut masih pasang.
Jika terjadi banjir, maka air tidak bisa surut dan dikhawatirkan beberapa titik wilayah yang rendah di Sidoarjo kembali tergenang air.
(ANT-074/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010