Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 33 petambang bagaikan merayakan kehidupan dalam relung kuburan raksasa. Mereka terperangkap kegelapan dan terjebak palung ketidakpastian selama 69 hari perjalanan waktu pada kedalaman 700 meter lubang tambang di dekat Copiapo, Cile. Mereka berada di perut bumi.

Hari pembebasan pun tiba pada Selasa (12/10) pukul 22.55 hingga Rabu. Selama 17 hari, para petambang tidak dapat berhubungan dengan dunia luar. Mereka memutus kematian dengan merajut harapan dari hari ke hari.

Pada hari ke-17, sebuah lubang berhasil digali dan dikirimkan warta bahwa ke-33 petambang selamat. Mereka menjawab "ya" kepada kehidupan, mengatakan tidak kepada kematian.

Ini lantaran para pekerja tambang hanya punya bekal makanan dan minuman yang cukup untuk 48 hari ketika sebagian tambang tembaga dan emas San Jose di gurun Atacama Cile ambruk pada 5 Agustus 2010.

Satu demi satu drama inspiratif dari para petambang Cile terpapar di hadapan jutaan umat manusia. Pertanyaan seputar apa yang mereka makan, bagaimana mereka berkomunikasi, bagaimana keseharian mereka, dan bagaimana mereka menghibur diri, akhirnya menemui jawaban bahwa mereka akan bertemu lagi dengan orang-orang tercinta. Sungguh mengagumkan, sungguh mengharukan.

Mata media massa internasional mengabadikan aksi penyelamatan 33 petambang. Warga Cile menebar sukacita, dan para pemimpin dunia membentangkan pesan sarat pujian dengan menyebut para petambang dan tim penyelamat sebagai oase inspiratif.

Tanpa banyak mengumbar wacana minim aksi, Presiden Cile Sebastian Pinera berada di garda depan dengan berulangkali datang ke lokasi pertambangan untuk mengobarkan semangat dan memberi harapan.

Aksi memupus wacana, ketika menyaksikan penyelamatan Cile. Dan 33 balon dengan motif bendera Cile dilepas ke udara, menandai aksi paripurna evakuasi petambang terakhir.

"Mereka sepertinya terlahir kembali," kata Pinera dari kawasan pertambangan emas dan perak San Jose, tak jauh dari kota Copiapo, di belahan utara Cile. Operasi yang akhirnya berlangsung 22 jam itu mengangkat seorang demi seorang dengan kapsul Phoenix 2.

Kesaksian demi kesaksian menyambangi butir inspirasi kisah Cile. Petambang kedua yang dikeluarkan dari lubang tambang itu, Mario Sepulveda mengatakan, ""Saya mengubur 40 tahun hidup saya di bawah sana, dan saya akan hidup lebih lama untuk menjadi orang baru," katanya dalam sebuah konferensi video beberapa jam setelah muncul lagi di permukaan tanah.

Ia menebar dan membagi butir inspirasi dari kasanah kerohaniannya mengenai kebaikan dan kejahatan dengan mengatakan, "Saya bersama Tuhan dan saya juga bersama setan. Mereka bertarung, dan Tuhan menang," katanya seperti dikutip dari laman CNN, Kamis (14/10). Sepulveda menuturkan, ia telah meraih tangan Tuhan dan tidak pernah ragu bahwa ia akan diselamatkan.

Ia menuturkan satu butir inspiratif dari misteri kehidupan bahwa penderitaan merupakan "lubang hitam" (black hole) dalam kehidupan. "Saya mengubur 40 tahun hidup saya di bawah sana, dan saya akan hidup lebih lama untuk menjadi orang baru," katanya dalam sebuah konferensi video beberapa jam setelah muncul lagi di permukaan tanah.

Inspirasi khas Sepulveda dalam kisah Cile berbunyi, hanya jika kita menghargai kehidupan dalam penderitaan, maka kita memperoleh keberanian untuk menderita kemudian menggapai dan mencapai orientasi baru guna mengusir fragmen kelam kehidupan. Ia mengintroduksi sebuah keharusan yakni beranilah menderita (pati aude). Mengapa?

Sebagai salah satu negara di Amerika Latin, Cile melewati pengalaman kesejarahan bahwa kegembiraan adalah kemenangan yang mengatasi penderitaan. Di Amerika Latin, pembelaan dan dukungan terhadap mereka yang miskin dan tertindas untuk menegakkan hak-haknya dengan mudah membawa seseorang kepada penderitaan bahkan kematian.

Filsuf dan Teolog asal Peru, Gustavo Gutierrez mengatakan kerelaan orang untuk menyerahkan hidupnya dengan memilih mati demi membela orang yang miskin dan tertindas telah menjadi pengalaman spiritual banyak orang Amerika Latin. Menjadi miskin dan menderita berarti menghayati sebuah jalan kehidupan baru. Inilah inspirasi hidup baru yang kiranya menguatkan 33 petambang Cile.

Teolog Tom Long yang mengajar di Candler School of Theology di Universitas Emory, Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, mengatakan, "Dalam lingkup kecil, pengalaman itu dapat mengubah perjalanan hidup para petambang Cile".

Krisis yang dilewati 33 petambang itu dibaptis sebagai awal kehidupan baru bagi mereka masing-masing, katanya lebih lanjut sebagaimana dikutip dari laman CNN.Com.

Profesor psikologi dari Universitas Tennessee di Chattanooga, Ralph Hood mengatakan, banyak orang yang mampu keluar dari penderitaan kemudian berkata bahwa "Tuhan telah sedemikian bermurah dan berbaik hati kepada saya". Mereka kemudian mendekatkan hati dan budi kepada Yang Ilahi dengan berdoa di gereja.

Ia mencontohkan, Terry Anderson menghidupi dan membarui kehidupan keimanannya setelah ia mengalami penyanderaan pada 1985 di Libanon selama tujuh tahun. Ia senantiasa mengenang peristiwa ketika salah seorang serdadu penyandera mengajukan pertanyaan, apa yang ia inginkan. Ia menjawab, "Saya ingin membaca buku. Saya ingin membaca dan merenungkan Injil," katanya.

Inspirasi dari kisah Cile dapat dipadatkan dalam ungkapan Perancis "La vie, c`est la mort" (kehidupan adalah kematian). Dalam kehidupan. Kisah manusia tidak akan lengkap bila tidak ada pertanyaan mengenai makna kematian dan harapan.

Sebanyak 33 petambang menimba inspirasi bahwa orang menghadapi kematian dengan tanggungjawabnya sendiri- sendiri dalam kesepian, dalam kegelapan, dan dalam kepengapan hidup.

Selama 69 hari, mereka telah mengalami dan mengamini bahwa "kehidupan adalah kematian" di kawasan pertambangan emas dan perak San Jose, tak jauh dari kota Copiapo, di belahan utara Cile.
(A024/ART)

Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010