"Vaksin tidak membuat seseorang bebas dari paparan COVID-19. Namun dengan vaksinasi bisa menurunkan risiko berat atau bahkan kematian,"...
Jakarta (ANTARA) - Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Mahardika mengatakan vaksin COVID-19 bisa menurunkan risiko berat bahkan kematian bagi para penerima manfaat.
"Vaksin tidak membuat seseorang bebas dari paparan COVID-19. Namun dengan vaksinasi bisa menurunkan risiko berat atau bahkan kematian," kata Mahardika melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat malam.
Mahardika mengatakan vaksin juga mampu mengurangi tekanan terhadap rumah sakit karena meringankan gejala infeksi pada pasien. "Untuk itu amat penting untuk divaksin untuk mengurangi risiko berat," ujarnya.
Dalam keterangan tersebut Mahardika melaporkan hasil pemantauan efektivitas vaksin yang dilakukan kepada penduduk DKI Jakarta pada kurun waktu 12 Januari sampai 8 Juli 2021.
Dari total 3,21 juta yang telah menerima dosis pertama, 15.088 di antaranya dilaporkan tetap terinfeksi COVID-19 atau sebesar 0,47 persen.
Baca juga: Total 17.154.145 orang sudah divaksinasi COVID-19 dosis lengkap
Baca juga: Panglima TNI instruksikan mempercepat vaksinasi dan distribusi obat
Sementara pasien yang tidak bergejala, sebanyak 8.051 orang dan yang memiliki gejala 6.658 orang. Adapun pasien yang meninggal dunia sebanyak 50 orang atau 0,0016 persen.
Mahardika juga melaporkan dari 1,94 juta penerima dosis vaksin kedua, yang tetap terinfeksi sebanyak 1.896 atau sekitar 0,1 persen.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 837 tidak bergejala dan sebanyak 1,055 bergejala. Sementara yang meninggal dunia sebanyak 4 orang atau 0,0002 persen.
Menyinggung masih tingginya angka kematian harian di Indonesia, menurut Prof Mahardika, efek vaksinasi memang baru terlihat terhadap laju penyebaran COVID-19 jika yang divaksin minimal 50 persen dari total populasi.
Mahardika mencontohkan, di negara yang capaian vaksinasi COVID-19 di atas 50 persen, seperti Amerika Serikat dan Inggris, angka kematian rendah walau lonjakan kasus positif kembali tinggi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kata Mahardika, jumlah yang menerima vaksinasi dosis pertama sebanyak 43,1 juta. Sementara untuk dosis kedua mencapai 16,8 juta. "Jadi sudah hampir 60 juta dosis yang sudah disuntikkan," katanya.
Baca juga: Pemkot Jakbar kekurangan tenaga medis untuk vaksinasi warga Kalideres
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021