Seoul (ANTARA News) - Para peretas (hacker) di China telah mencuri sejumlah rahasia pertahanan dan urusan luar negeri Korea Selatan (Korsel) menggunakan surel (email) palsu yang mengaku sebagai pejabat Seoul, kata badan intelijen pada Jumat.

Badan Intelijen Nasional Korsel telah membongkar peretasan pada awal tahun ini dan mengingatkan semua kantor pemerintah mengenai bahaya surel seperti itu, kata seorang juru bicara kepada AFP.

Para peretas mengirim surel dengan nama-nama diplomat Korsel, pembantu presidensial dan beberapa pejabat terkenal Seoul.

Data yang dikaitkan dalam surel berisi virus yang disamarkan sebagai dokumen penting, seperti analisa mengenai ekonomi Korea Utara.

Ketika penerima surel membuka data tersebut, virus mengunduh dokumen ke dalam komputer, kata juru bicara.

Anggota parlemen Lee Jung-Hyun dari partai berkuasa "Grand National Party" mengatakan parlemen pada Kamis bahwa "sejumlah besar dokumen rahasia" dikhawatirkan telah bocor dari kementerian pertahanan dan kementerian luar negeri.

Kementerian luar negeri mengatakan telah meminta misi diplomatik luar negeri supaya lebih awas terhadap percobaan peretasan seperti itu.

Badan intelijen Korsel pada Juni menyelidiki serangan `cyber` besar pada jejaring utama pemerintah oleh peretas yang terlacak berlokasi di China.

Kementerian keamanan mengatakan pada saat itu tim keamanan `cyber` sedang waspada terhadap serangan seperti itu ketika terjadi ketegangan tinggi dengan Korut.

Kepala intelijen Korsel menuduh Korut atas serangan `cyber` dari server berbasis China yang sejenak melumpuhkan banyak jejaring komersial dan pemerintah Amerika Serikat dan Korsel pada Juni 2009. Para pejabat AS tidak dapat memastikan penyebabnya.

Para pejabat militer Seoul mengatakan Korut memiliki unit elit peretas dalam angkatan bersenjatanya. (*)

AFP/KR-IFB/H-AK

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010