Perbaikan kinerja kredit perbankan disebabkan oleh penyaluran kredit kepada debitur korporasi maupun perorangan.
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia melaporkan kredit perbankan bertumbuh di level positif sebesar 0,4 persen pada Juni 2021, setelah terkontraksi sejak September 2020.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis mengenai Uang Beredar Juni 2021 di Jakarta, Jumat, mengatakan peningkatan penyaluran kredit mendorong pertumbuhan uang beredar dalam arti luas atau M2.
Mengacu pada Statistik Analisis Uang Beredar Juni 2021 yang dipublikasikan Bank Sentral, Jumat, tercatat penyaluran kredit di Juni 2021 bertumbuh 0,4 persen, dibanding Mei 2021 yang terkontraksi sebesar -1,3 persen.
Baca juga: DPK perbankan terus tumbuh hingga 11,7 persen pada Juni 2021
Menurut publikasi itu, kredit perbankan tumbuh positif terakhir kali pada Agustus 2020 yang sebesar 0,6 persen. Setelah itu, kredit perbankan selalu bertumbuh negatif, bahkan yang terdalam mencapai -3,7 persen pada Maret 2021.
“Perbaikan kinerja kredit perbankan disebabkan oleh penyaluran kredit kepada debitur korporasi maupun perorangan,” tulis Bank Indonesia dalam Analisis Uang Beredar.
Kredit kepada korporasi membaik dari -4,6 persen (yoy) menjadi -2,5 persen pada Juni 2021, sedangkan kredit kepada debitur perorangan tumbuh menjadi 4,3 persen (yoy) dari sebelumnya di 3,4 persen (yoy).
Baca juga: BI: Suku bunga kredit perbankan terus menurun meski terbatas
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit dipengaruhi oleh meningkatnya penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Konsumsi, serta, perbaikan penyaluran Kredit Investasi (KI).
KMK, menurut laporan BI, tercatat tumbuh dari negatif 1,9 persen (yoy) pada Mei 2021 menjadi 0,1 persen (yoy) pada Juni 2021. Hal ini terutama karena penyaluran kredit sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR).
KMK sektor PHR tumbuh 2,1 persen (yoy) di Juni 2021 atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Mei 2021 sebesar 0,2 persen (yoy), yang bersumber dari peningkatan realisasi kredit KMK subsektor Penjualan Mobil di DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Pertumbuhan Kredit Konsumsi sedikit membaik dari 1,3 persen (yoy) pada Mei 2021 menjadi 1,9 persen (yoy). Ini disebabkan oleh perbaikan pada penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)," tulis BI.
Kredit Investasi (KI) masih menunjukkan kontraksi sebesar minus 0,8 persen (yoy) pada Juni 2021, meskipun membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar minus 3,2 persen (yoy). Perbaikan KI ini disebabkan oleh peningkatan kredit pada sektor Industri Pengolahan serta sektor PHR.
Untuk penyaluran kredit kepada sektor UMKM pada Juni 2021 tumbuh positif sebesar 1,9 persen (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat 0,5 persen (yoy). Perkembangan tersebut sejalan dengan peningkatan kredit skala usaha kecil dan menengah, serta kinerja kredit skala mikro tumbuh membaik.
Kredit usaha kecil dan menengah menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 15,4 persen (yoy) dan 8,8 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,1 persen (yoy) dan 8,5 persen (yoy).
“Sementara itu, kredit skala mikro meskipun terkontraksi sebesar negatif 25,6 persen (yoy) pada Juni 2021 menunjukkan perbaikan dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaan, terdapat perbaikan pada penyaluran Kredit Modal Kerja maupun Kredit Investasi," demikian Bank Indonesia.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021