Jadi, jangan ada lagi narasi oksigen palsu, karena sebetulnya oksigennya asli, hanya kadarnya yang kurangSurabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menegaskan tidak ada tabung oksigen palsu yang beredar di daerah Tulungagung seperti kabar yang ramai belakangan ini.
"Kami tegaskan di sini bahwa oksigen yang viral di Tulungagung itu oksigennya asli, hanya kadarnya yang kurang," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko, di Surabaya, Jumat.
Satgas Gakkum Aman Nusa II Polda Jatim dan Polres Tulungagung telah menguji kandungan isi tabung oksigen tersebut.
Hasilnya, kata dia, tabung tersebut berisi oksigen asli, tapi kadarnya hanya 22,68 persen, jauh berkurang dari standar medis 99,5 persen.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim Kombes Pol Farman menjelaskan oksigen yang dipakai peternak ikan koi Tulungagung yang kemudian mati itu berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan pada 17 Juli 2021.
BPBD memproduksi oksigen dari mesin kompresor yang biasa dipakai untuk kepentingan penyelaman.
Pada 17 Juli itu, BPBD mengisi oksigen ke dalam 32 tabung ukuran 1 meter kubik dan enam tabung ukuran enam meter kubik.
"Setelah itu, BPBD tidak melakukan pengisian lagi karena kompresornya rusak," ujar Farman.
Satu tabung di antaranya yang berukuran enam meter kubik dibawa pembudidaya bibit gurami asal Tulungagung berinisial MR.
Dari dia, peternak ikan koi lantas meminta oksigen yang diisikan ke tabung ukuran semeter kubik.
"Karena kadar oksigennya kurang dari standar, maka ikannya kemudian cepat mati," katanya lagi.
Sebanyak 32 tabung oksigen semeter kubik dan lima tabung oksigen ukuran enam meter kubik didistribusikan BPBD Pacitan ke RSUD dan sejumlah puskesmas di kabupaten setempat untuk penanganan pasien.
"Sampai saat ini tidak ada temuan dan laporan ada dampaknya kepada pasien," ujar mantan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya itu pula.
Selain itu, sampai sekarang belum ditemukan unsur pidana dalam kasus ini, dan semua pihak yang ada dalam kejadian itu tidak memiliki kesengajaan dan niat jahat atau mens rea.
"Oksigennya juga tidak diperjualbelikan. (Semua yang dimintai keterangan) statusnya saksi," kata Farman.
Ia juga menegaskan oksigen itu adalah asli, hanya kadarnya 22,68 persen atau sangat jauh dari kadar standar medis 99,5 persen.
"Jadi, jangan ada lagi narasi oksigen palsu, karena sebetulnya oksigennya asli, hanya kadarnya yang kurang," kata dia lagi.
Kehebohan oksigen ini bermula dari informasi yang disampaikan kelompok peternak ikan koi dalam kemasan plastik di Tulungagung beberapa waktu lalu.
Empat ekor ikan koi yang ada di dalam plastik mati, setelah diisi oksigen, sehingga dari situlah tersiar kabar adanya peredaran oksigen palsu.
Baca juga: Dinkes: Bali krisis oksigen hingga lebih dari 70 ton perhari
Baca juga: BSN susun SNI gas medis
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021