Bandung (ANTARA News) - Bank Mandiri memprediksi dampak kenaikan GWM (Giro Wajib Minimum) yang dikeluarkan Bank Indonesia dari lima persen menjadi delapan persen mulai 1 November 2010 masih akan tidak akan terlalu mempengaruhi likuiditas perbankan.
Direktur Manajemen Resiko PT Bank Mandiri Persero Tbk, Sentot A Sentausa, dalam acara media training di Bandung Jawa barat mengatakan bahwa total DPK (Dana Pihak Ketiga) rupiah per Juni 2010 sebanyak Rp1.724 triliun sedangkan likuiditas perbankan per 14 September 2010 sebesar Rp319.43 triliun.
"Maka, dari kenaikan GWM Rupiah sebesar tiga persen akan mengurangi likuiditas perbankan sebesar Rp56 triliun, dan akan menyisakan ekses likuiditas sebesar Rp26`3 triliun yang tercatat masih di atas ekses terendah selama tiga tahun terakhir sebesar Rp226 triliun," ujar Sentot.
Sedangkan untuk ekses likuiditas perbankan dalam SBI (Sertifikat Bank Indonesia) sebesar 12,5 persen DPK dan SBN (Surat Berharga Negara) sebanyak 13.2 persen DPK dengan GWM sekunder 2.5 persen, tambah Sentot.
"Dengan pemenuhan GWM dengan konversi SBI atau SBN ke GWM, maka tidak membuat dampak terhadap likuiditas pasar," ujar Sentot.
GWM sendiri dianggap sebagai sebuah faktor yang berpengaruh terhadap likuiditas pasar, dengan beberapa hal yang dapat mempengaruhi kondisi likuiditas pasar seperti terjadi penarikan kredit atas undisbruised loan secara signifikan,
Selain itu, kapital outflow yang menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah perbankan ketat, namun kemungkinan tersebut relatif kecil dibandingkan krisis global tahun 2008 dengan pertimbangan bahwa investor asing masih tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena rating yang membaik dan akan masuk dalam kategory investment grade dalam 11-12 bulan kedepan.
Kemudian, kebijakan Bank Indonesia dengan holding period SBI minimal selama satu bulan dapat mengurangi tekanan penarikan dana oleh pihak asing melalui penjualan SBI secara besar-besaran.
"Saat ini, beberapa bank juga telah menaikkan suku bunga DPK rupiah, tapi pasar uang belum memperhatikan adanya bank-bank yang mencari likuiditas secara intensif sejak pengumuman ketentuan baru GWM," ujar Sentot.
Kondisi LDR di beberapa bank nasional hingga Juni 2010 menujukan hanya empat bank besar yang saat ini memiliki LDR di bawah 78 persen, yaitu Bank Mandiri, BCA, BN dan Bank Panin dengan total undisbruised kredit sebesar Rp.136,3 triliun.
Untuk mencapai LDR 78 persen, beberapa bank masih memerlukan tambahan ekspansi kredit yang harus dilakukan secara agresif dan intensif, dan apabila tidak dilakukan secara hati-hati dapat meningkatkan problem loan (pinjaman bermasalah).
(A050/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010