Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi menyatakan mendukung kebijakan Pemerintah yang menolak kedatangan kapal Greenpeace, Rainbow Warriors ke Indonesia karena agenda pencinta lingkungan itu diduga membawa misi terselubung yang akan merugikan Indonesia.

"Misi yang diusung Greenpeace dengan membawa kapalnya ke Indonesia sama sekali tidak menguntungkan bagi Indonesia, bahkan ditengarai sebagai bagian dari upaya melemahkan perekonomian nasional," katanya di Jakarta, Kamis.

Ia curiga pengusaha asing yang produknya kalah bersaing dengan produk-produk Indonesia memanfaatkan LSM Greenpeace untuk melakukan kampanye hitam guna menjatuhkan produk dalam negeri dengan dalih kelestarian lingkungan terancam.

"Pengusaha asing tidak mampu bersaing dengan pengusaha nasional sehingga mereka membayar Greenpeace untuk membuat citra negatif sehingga ada alasan menolak produk Indonesia," katanya.

Soyfan mempertanyakan mengapa hanya Indonesia yang menjadi sasaran kampanye lingkungan padahal banyak negara maju yang justru menjadi penyumbang pemanasan global karena industrialisasinya.

"Isu kerusakan lingkungan yang gencar dikampanyekan Greenpeace selama ini hanya akal-akalan saja guna menyerang negara berkembang seperti Indonesia," katanya.

Sebelumnya, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menjelaskan, kapal Greenpeace belum bisa berlabuh karena masih adanya ketidakcocokan agenda yang disampaikan perwakilan Greenpeace di Indonesia dengan agenda yang diterima Kemenlu dari Greenpeace.

"Kita menerima adanya ketidakcocokan itu 2 - 3 hari sebelum kapal dijadwalkan berlabuh di Indonesia. Sehingga Kemenlu dan pihak terkait lainnya seperti Mabes TNI dan Kementerian Perhubungan belum dapat memberikan izin kepada mereka," katanya, Rabu (13/10) kemarin.

Sementara juru kampanye Media Greenpeace Asia Tenggara Hikmat Soeriatanuwijaya membantah tuduhan bahwa kunjungan kapal Rainbow Warriors ke Indonesia mempunyai misi untuk merusak citra Indonesia.

"Kunjungan kapal Rainbow Warriors itu selain memperingati kehadiran kami di Indonesia juga untuk kami mengkampanyekan energi terbarukan seperti energi surya, angin dan geothermal (panas bumi) serta kampanye pelestarian lingkungan hidup," katanya.

Ia juga membantah Greenpeace mendapat dana dari perusahaan asing untuk mengancurkan citra produk Indonesia karena kegiatan organisasi lingkungan itu dibiayai dari donatur perorangan yang tercatat sudah mencapai 3 juta.

"Kita punya reputasi independen dan tidak menerima uang dari perusahaan manapun karena yang ada adalah donasi perorangan sekitar 3 juta individu di seluruh dunia," katanya.(*)
(B013/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010