Jeddah (ANTARA News) - Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia Syairozi Dimyati mengakui bahwa penambahan 10 ribu kuota haji Indonesia tidak mengubah jumlah maktab (kemah penginapan) di Armina (Arafah-Musdalifah-Mina).
Hal itu disebabkan ke-71 maktab milik Indonesia di Armina saat ini mengalami penyeragaman kapasitas dari sebelumnya 2.500 orang per maktab menjadi 2.750 orang, katanya di Jeddah, Kamis.
"Artinya masih ada sisa buat 50 orang per maktab, sehingga penambahan jamaah sebanyak 10 ribu orang masih bisa kami atasi," kata Syairozi Dimyati.
Itupun menurut Ketua PPIH masih terdapat ruang tambahan sebanyak 250 orang. Pasalnya kapasitas maksimal maktab sebenarnya untuk 3.000 jamaah.
Ia menjelaskan, sebelum penambahan 10 ribu jamaah haji Indonesia terbagi menjadi dua bagian. 6.500 orang untuk jamaah haji khusus (ONH plus) dan sisanya 3.500 orang adalah jamaah haji regular. Nantinya sebanyak 221 ribu jamaah haji Indonesia akan melakukan wukuf di Arafah. Dilanjutkan mabit di Musdalifah dan melempar jumrah di Mina.
Penambahan kuota haji dari berbagai negara dikhawatirkan akan lebih memadatkan lagi jumlah orang di Armina. Pada tahun sebelumnya pemerintah Arab Saudi telah melakukan pelebaran wilayah di Mina dengan nama daerah Mina Jadid.
Hal ini untuk mengakomodasi meningkatnya jumlah kuota haji dari pemerintah Arab Saudi dari seluruh dunia. Di sisi lain ada pendapat ulama yang mengatakan pelebaran area di sekitar Mina adalah tidak sah, sebab wilayah pelebaran pada dasarnya tidak masuk lagi wilayah Mina.
(ANT/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010