Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Maritim Institute (IMI) kembali mempertanyakan status pencemaran Laut Timor yang sampai kini masih belum jelas, meski ada upaya penelitian atau riset untuk meneliti tumpahan minyak Montara.
"Informasi yang dihimpun oleh IMI ternyata saat ini ada tim bentukan PTTEP melakukan riset menggunakan konsultan lokal. Yang dilakukan bukan untuk mengkaji secara ilmiah mengenai dampak pencemaran minyak Montara, namun lebih pada meneliti kondisi psikologi politik Indonesia terhadap pencemaran laut timor," kata Direktur Eksekutif IMI, Y Paonganan di Jakarta, Kamis.
"Secara tegas, IMI pun menolak apa yang dilakukan oleh PTTEP karena hal itu sama dengan menurunkan citra pemerintah dan bangsa Indonesia," katanya.
IMI meminta segera menghentikan riset tersebut. "Yang dibutuhkan saat ini adalah riset ilmiah yang konprehensif untuk mendapatkan bukti ilmiah sejauh mana dampak pencemaran minyak Montara terhadap kondisi ekofisiologis perairan dan dampak terhadap kehidupan masyarakat pesisir NTT yang terindikasi terkena dampak," ujar Paonganan.
Doktor Kelautan lulusan Institut Pertanian Bogor ini mendesak Presiden SBY untuk segera menghentikan upaya pihak-pihak pencemar dan segera melakukan analisis intelijen untk meredam kemungkinan kemarahan rakyat karena pencemaran tersebut.
"Kami prihatian, setelah sekian lama, nasib nelayan NTT yang terindikasi terkena dampak pencemaran laut Timor semakin tidak jelas," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Paonganan, IMI kembali menegaskan Presiden SBY untuk segera mengevaluasi kinerja Timnas tumpahan minyak Montara tersebut, karena tim tersebut dinilai tidak bisa bertugas secara maksimal.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010