Jakarta (ANTARA) - Perum Produksi Film Negara (PFN) bersama platform streaming film daring Viu siap menggarap film "Seberkas Kisah Lalu" yang berkolaborasi dengan sineas muda Futria yang terpilih melalui kompetisi Viu Pitching Forum.
Film "Seberkas Kisah Lalu" direncanakan tayang pada 2022 yang naskahnya ditulis oleh Futria seorang sineas lulusan Institut Seni Budaya Indonesia Bandung di Jawa Barat.
"Keragaman Indonesia dengan 1.340 suku bangsa yang tersebar di 13.000 pulau merupakan tambang emas kreativitas dan bakat yang sangat besar yang tidak akan pernah kering. Dan di masa-masa sulit di mana dunia menghadapi pandemi COVID-19, energi yang ditunjukkan oleh para peserta membuktikan optimisme dan nilai-nilai positif. Kami percaya bahwa industri kreatif Indonesia, khususnya film, akan memainkan peran penting dalam pemulihan ekonomi negara,” ujar Direktur Utama Perum PFN Judith Dipodiputro dalam pernyataan dukungan bagi para sineas muda Tanah Air, Jumat.
Baca juga: Erick Thohir bakal ubah PFN jadi lembaga pembiayaan film dan konten
Lebih lanjut film itu akan ditayangkan secara eksklusif di kanal milik Viu dan di 16 negara tempat layanan itu beroperasi.
Dalam acara Viu Pitching Forum (VPF) tahun ini, Futria bersanding dengan 9 finalis lainnya yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Seberkas Kisah Lalu" digambarkan sebagai cerminan dari fenomena yang tengah berkembang di media sosial.
"Ide cerita ini berasal dari fenomena di media sosial di mana netizen mengekspos kehidupan pribadi dan bagaimana hal itu berdampak pada kehidupan orang lain,” kata Futria menceritakan inti karyanya.
Salah satu mentor dalam ajang VPF 2020-2021 yaitu Sutradara Angga Dwimas Sasongko memberikan dukungan pada pembuatan karya ini.
Ia pun menyebut terlihat dalam kompetisi ini, bakat- bakat para sineas muda yang menjanjikan bisa memberikan masa depan bagi perfilman Indonesia jika terus diasah dengan optimal.
Baca juga: PFN akan buat film tentang perjalanan TNI AL
"Saya berharap para sineas baru ini akan lebih berfokus pada storytelling, bukan hal-hal teknis semata, karena penceritaan adalah bagian terpenting dari sebuah film. Para mentor tentunya berperan besar dalam membantu mengembangkan cerita dan perspektif para sineas muda ini. Melalui VPF sebagai platform, para sineas juga bisa mendapatkan umpan balik dari pemirsa tentang karyanya yang akan sangat bermanfaat bagi perkembangan mereka di masa depan," ujar Angga.
Sementara itu, dari pihak penyelenggara menyebutkan "Seberkas Kisah Lalu" terpilih karena berhasil menonjolkan sisi orisinalitasnya.
Head of Original Production Viu Indonesia dan Malayasia Sahana Kamath menyampaikan apresiasinya dan menunggu hasil karya dari sineas muda Indonesia lainnya.
"Karya terbaik yang diperlihatkan dalam Viu Pitching Forum membuktikan apa yang telah lama kami yakini--bahwa Indonesia adalah ‘rumah’ dari berbagai kisah menarik yang tak terhitung jumlahnya serta bakat-bakat yang belum diolah. Kami bangga telah mendukung komunitas kreatif lokal dengan inisiatif ini dan terus memajukan generasi penutur cerita Indonesia berikutnya," katanya.
Viu Pitching Forum, pertama kali diluncurkan di Indonesia pada 2016, dan telah menelurkan tiga Viu Original Series yang sangat sukses, yakni Halustik (2018), Knockout Girl (2019) dan Star Stealer (2020). Keberhasilan dan dampak positif program ini di Indonesia membuat inisiatif Viu Pitching Forum diperluas ke Thailand dan Malaysia mulai 2020, untuk menjadi katalis bagi pertumbuhan industri hiburan lokal.
Baca juga: Akatara 2021 jadi wadah sineas dan investor kembangkan industri film
Baca juga: PFN gandeng Viu berikan pelatihan pada calon sineas muda
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021