"Saya perintahkan perpanjangan tanggap darurat dua minggu lagi," kata Presiden Yudhoyono saat melakukan peninjauan ke lokasi bencana di Wasior, Kamis pagi.
Sebelumnya proses tanggap darurat banjir Wasior dijadwalkan berlangsung selama 10 hari, 8-18 Oktober. Dengan adanya penambahan waktu dua pekan maka proses tanggap darurat itu baru berakhir pada akhir Oktober.
Kepala Negara mengatakan bahwa tanggap darurat akan diprioritaskan pada penanganan korban yang luka dan sakit.
Selain itu, kata Presiden, juga dilakukan penambahan alat agar penyaluran bantuan yang terus mengalir dapat tuntas dan diterima oleh pihak-pihak yang membutuhkan.
Pada Rabu (13/10) saat berdialog dengan para pengungsi di Lapangan Kodim Manokwari, Presiden Yudhoyono menjelaskan, pemerintah berkomitmen untuk membangun kembali Wasior yang telah dihancurkan oleh banjir bandang.
Pembangunan itu akan dilakukan dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan unsur TNI.
Presiden berharap, pembangunan kembali itu memperhatikan berbagai unsur, sehingga bisa terhindar dari bencana serupa.
Seperti diberitakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menampung sedikitnya 4.771 pengungsi korban banjir bandang Wasior di Manokwari, Papua Barat.
Sementara itu, BNPB mencatat 2.554 orang pengungsi tercatat melakukan pengungsian mandiri, atau kembali ke keluarga masing-masing di kawasan Manokwari.
Selain di Manokwari, BNPB juga mendata 2.652 pengungsi masih bertahan di Wasior, tempat bencana banjir bandang terjadi beberapa waktu lalu. Mereka tersebar di enam lokasi penampungan pengungsi.
BNPB juga mencatat 355 pengungsi ditampung di Nabire.
Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono tiba di Wasior Kamis dini hari setelah melakukan perjalanan 10 jam menggunakan KRI Hassanudin dari Manokwari.
(F008*G003/B013/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010