Jakarta (ANTARA News) -  Makin tinggi jabatan seseorang di pemerintahan biasanya bisa dilihat dari  kendaraan dinasnya, tapi  di Inggris hal itu sudah jadi masa lalu.

Awalnya adalah perdana menteri David Cameron yang ingin memoton g pengeluaran belanja pemerintah. Dia memerintahkan para menteri untuk naik kereta umum atau yang biasa di sebut the Tube.

Para menteri yang selama ini mendapat mobil dinas lengkap dengan supirnya ternyata menghabiskan lebih dari 10 juta pound pertahun (sekitar Rp 140,3 miliar).

Menteri-menteri tidak keberatan naik kereta umum "berdesak-desakan" dengan masyarakat, tapi rupanya  mobil dinas dan supir mereka tak menganggur.  

Setiap mobil dinas tetap digunakan, tapi hanya untuk mengangkut  'Red Box', tas merah khas menteri yang telah menjadi tradisi di Inggris.

Hal itu seolah mengulangi kejadian memalukan pada Cameron. Ketika itu dia baru saja muncul sebagai perdana menteri  dan  mengendarai sepeda sejauh lima mil dari rumahnya di London Timur menuju kantornya di Westminster, sementara tas merah berisi dokumen-dokumennya tetap mengikutinya dalam sebuah mobil.

Biaya yang dihabiskan untuk kendaraan para menteri itu mencapai 11,2 juta Poundsterling pada 2009/10 dan koalisi partai yang memerintah Inggris sekarang sesumbar akan mengurangi setengah dari biaya itu pada 2012 nanti.

"Jika ada sesuatu yang paling mengganggu rakyat maka itu adalah melihat para politisi berleha-leha di atas mobil dinas seolah-olah mereka adalah anggota keluarga kerajaan," tegas Cameron September silam seperti yang dikutip Daily Mail.

"Setiap menteri dari pemerintahan ini tidak perlu menggunakan kendaraan dinas begitu juga saya. Di tengah kondisi ekonomi seperti ini ketika semua orang dituntut untuk berkorban, jumlah itu tidak bisa dibenarkan," ucap Cameron.

Bulan Mei silam, segera setelah menduduki kursi pemerintahan, koalisi partai berkuasa di Inggris segera mengumumkan peraturan menteri baru yang mengatakan bahwa para menteri harus menggunakan alat transportasi umum.

Tetapi hanya dalam hitungan minggu semuanya mulai terbongkar.

"Suami saya bisa pulang menggunakan kereta bawah tanah, taksi, sepeda atau bahkan dikirim menggunakan seekor burung merpati tetapi tas merahnya harus diangkut oleh mobil dinas berpendingin udara dan terkunci rapi," kata Sarah Vine, istri menteri pendidikan Inggris, Michael Gove.

Sandiwara itu mulai terkuak ketika anggota Partai Buruh, Lord Dubs membicarakannya dalam Majelis Tinggi Inggris.

"Bisakah Anda memastikan kebenaran kabar bahwa para menteri pulang menggunakan kereta bawah tanah tetapi tasnya diangkut menggunakan mobil dinas?" LOrd Dubs bertanya.

Sementara pemerintah punya jawaban sendiri untuk berkilah.

"Dari waktu ke waktu hal ini bisa terjadi. Intinya adalah sering kali para menteri mungkin menghadiri berbagai acara dan pertemuan dan ia tidak perlu membawa dokumen-dokumen rahasianya kemana-mana. Jadi dokumen rahasia itu bisa dikirim pulang ke rumahnya menggunakan mobil dinas," jawab Earl Attlee mewakili pemerintah.

"Para menteri diizinkan menggunakan mobil dinas untuk kepentingan resmi dan perjalanan dari rumah ke kantor, karena mereka harus membawa dokumen penting atau rahasia," Attlee berbicara kepada para wartawan.

"Jumlah menteri yang menggunakan kendaraan dinas tetap ditekan seminimal mungkin," pungkas Attlee.
(Ber/A038/BRT)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010