Kami mendorong agar perusahaan TIK melakukan research and development (R&D) agar mereka mendapatkan super tax deduction sebesar 300 persen

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) membangun pusat penelitian dan pengembangan (litbang) atau research and development (R&D) di Indonesia.

Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi, serta mengoptimalisasi Program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN).

“Kami mendorong agar perusahaan TIK melakukan research and development (R&D) agar mereka mendapatkan super tax deduction sebesar 300 persen,” kata Menperin dalam konferensi pers virtual tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri pada Sektor Pendidikan di Jakarta, Kamis.

Kegiatan litbang tersebut akan diarahkan untuk memproduksi chipset karena saat ini secara global ketersediaan pasokannya terjadi kelangkaan.

“Hal itu berdampak kepada para produsen laptop di dalam negeri yang masih mengandalkan komponen impor sehingga pemenuhan produk laptop untuk kebutuhan dalam negeri termasuk kebutuhan dari Kemendikbudristek menjadi terganggu supply-nya,” kata Agus.

Oleh karena itu, Kemenperin bersama pelaku industri akan memfasilitasi peningkatan investasi untuk memproduksi komponen TIK di dalam negeri.

“Selanjutnya, kami menginisiasi Engineering Center untuk produk laptop,” imbuhnya.

Tujuan Engineering Center tersebut agar terbentuknya ekosistem laptop, mulai dari Intellectual Property (IP) hingga komponen utama dan pendukung produk laptop di dalam negeri. Ini merupakan peluang besar bagi pengembangan industri TIK di dalam negeri. Tidak hanya bagi industri skala besar, tetapi juga industri kecil.

“Berdasarkan perhitungan kami dengan para produsen laptop, apabila perakitan mencapai 1-2 juta unit laptop di dalam negeri, maka akan mendorong original design manufacturer (ODM) laptop bisa semakin tertarik untuk memperkuat ekosistem laptop di Indonesia,” kata Menperin.

Saat ini, dengan adanya dukungan dari Kemendikbudristek, produk laptop yang bisa dirakit di dalam negeri sudah menembus 400 ribu unit.

“Tentu kita akan memperluas pangsa pasar ini, dengan dukungan semua pihak untuk memperluas pangsa pasar laptop dalam negeri, termasuk komitmen dari pemerintah daerah agar bisa semakin menyerap produk laptop dalam negeri,” katanya. .

Menperin optimistis, dengan terciptanya kepastian pasar yang berkelanjutan untuk produk laptop, akan mendorong para produsen lokal membuat Industrial Design (IP) atau model lokal, electrical design, dan mechanical designsehingga akan mendorong efisiensi produksi laptop di dalam negeri dan mendongrak daya saing industrinya.

“Untuk menciptakan market sesuai dengan skala industri, perlu diinisiasi pembuatan laptop dengan standar dan design yang sama khususnya untuk kebutuhan pemerintah yang dapat dilakukan melalui pembentukan Engineering Center,” ujar Agus.

Menurut dia, Engineering Center ini selain untuk memacu produksi laptop, juga dapat digunakan untuk pengembangan industri semikonduktor di dalam negeri.

Industri semikonduktor ini akan menjadi produk yang sangat strategis di masa mendatang, terutama di era industri 4.0.

Kemenperin juga bertekad untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri, termasuk untuk sektor TIK di dalam negeri.

“Kami bekerja sama dengan pelaku industri TIK untuk berperan aktif dalam melaksanakan program pendidikan vokasi yang link and match serta teaching factory. Dari investasi ini, mereka bisa menikmati super tax deduction sebesar 200 persen,” katanya.

Baca juga: P3DN, Menperin: Industri TIK domestik siap penuhi kebutuhan nasional

Baca juga: Menko Luhut: Kembangkan industri TIK domestik agar tak mesti impor

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021