"Kami meminta pada kedua belah pihak supaya segera duduk bersama untuk membicarakan permasalahan mie instant Indomie, guna mencari solusinya," kata Ketua YLKI Bangkalan, Fathurrahman Said, Rabu.
Fathurrahman menjelaskan, saat ini masyarakat resah dan takut untuk mengkonsumsi mie instant Indomie. Hal tersebut dilakukan menyusul adanya sebuah informasi jika mie instant mengandung bahan pengawet yang berbahaya.
"Jika nantinya memang mengandung bahan pengawet berbahaya, ya ditarik saja produk mie instans Indomie dari peredaran masyarakat. Sebab, jika tidak segera ditarik, akan membahayakan tubuh manusia yang mengkonsumsi," ungkapnya.
Selanjutnya, sambung Fathurrahman, pihak Indofood segera `merefles` ulang produk mie instant Indomie supaya aman dikonsumsi oleh masyarakat. Sehingga masyarakat bawah, yakni para konsumen tidak resah dalam mengkonsumsi mie instant Indomie.
"Kalau seperti ini kan yang menjadi korban masyarakat. Mereka tidak mendapatkan kepastian informasi, apakah mengkonsumsi mie instant Indomie aman atau tidak bagi tubuh mereka," ucapnya.
Fathurrahman menambahkan, pihaknya meminta pada pemerintah agar meninjau ulang terhadap makanan yang mengandung zat kimia lainnya seperti permen. Jika memang ditemukan menyalahi prosedur supaya ditarik dari peredaran.
Pemerintah Taiwan menarik mie instant Indomie dari pasaran karena diduga terdapat zat berbahaya yakni methyl p-hydroxybenzoate, pada mie dan benzoic acid, dalam bumbunya. Ketentuan di Taiwan, kedua unsur itu hanya boleh dipakai untuk kosmetik.
"Ini yang saya maksud mengapa perlu duduk bersama antara Indonesia dengan Taiwan. Sebab ada yang janggal ketika di Taiwan dinyatakan berbahaya, sedang di Indonesia malah tidak," katanya menjelaskan. (ZIZ/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010