Jakarta (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) menemukan banyak warga yang menjadi korban bencana banjir bandang di Wasior, Papua Barat menjadi trauma.
Siaran pers PMI yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu malam, menyebutkan, warga yang mengalami trauma terutama adalah kaum perempuan dewasa (ibu-ibu) dan anak-anak.
Menurut Koordinator Lapangan Khusus Program Psikososial PMI, Wahyu Diantara, bila hari mulai hujan maka warga yang trauma tersebut akan tampak panik.
Selain itu, lanjutnya, mereka juga ingin berlari seolah-olah akan terjadi kembali bencana banjir bandang seperti yang telah menimpa pada 5 Oktober lalu.
Ia menambahkan, terdapat banyak pengungsi juga yang mengalami kelelahan karena harus menempuh perjalanan selama 8 - 12 jam dengan menumpang kapal laut dari lokasi bencana di Wasior ke lokasi pengungsian di Manokwari.
"Ada beban psikologis yang cukup berat yang terpaksa mereka alami," katanya.
Terkait bantuan dari PMI untuk mengatasi depresi dan trauma korban bencana, Wahyu mengemukakan, pihaknya akan memberikan layanan dukungan psikososial mulai Kamis (14/10).
Selain layanan psikososial, PMI juga memberikan dukungan penuh yaitu sebanyak 171 personil yang dikerahkan untuk membantu dalam operasi tanggap darurat bencana Wasior.
Jumlah tersebut dapat dibagi atas 47 orang dari PMI Kabupaten Manokwari, 49 orang dari PMI Kabupaten Teluk Bintuni, 15 orang dari PMI Sorong, 16 orang dari PMI Fak-fak, dan 12 orang dari PMI Provinsi Papua Barat.
PMI juga mengerahkan personil dari luar Papua Barat, yakni 11 orang dari PMI Bali, 10 orang dari PMI Provinsi Sulawesi Selatan, dan 1 orang spesialis program dukungan psikososial dari PMI Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hingga kini, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 7.808 orang yang masih mengungsi di berbagai tempat pengungsian. Lebih rinci, 355 orang di Nabire, 4.801 di Manokwari, dan 2.652 di Wasior.(*)
(Tz.M040/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010