Muara Teweh (ANTARA News) - Produksi batu bara sejumlah perusahaan pertambangan di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah hingga September 2010 mencapai 2.044.500 metrik ton, meski masih menghadapi sejumlah kendala.
"Jutaan ton batu bara ini merupakan produksi dua investor pemegang izin perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B)," kata Wakil Bupati Murung Raya (Mura), Nuryakin di Puruk Cahu, Rabu.
Nuryakin menyebutkan, batu bara itu merupakan hasil produksi periode Januari-September 2010 dari perusahaan PT Marunda Graha Mineral (MGM) sebanyak 1.416.000 MT dan PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) 628.500 MT.
Saat ini, sejumlah investor tambang batu bara di kabupaten paling utara Kalteng ini sekitar 10 perusahaan pemegang izin PKP2B dan 16 pemegang izin kuasa pertambangan (KP).
"Namun hingga saat ini baru dua investor yang melakukan produksi sedangkan lainnya masih belum," katanya.
Nuryakin menjelaskan, produksi batu bara di daerah ini terkendala angkutan hasil tambang karena selama ini masih mengandalkan transportasi Sungai Barito.
Akibatnya, angkutan tambang batu bara sering terhenti akibat kedalaman Sungai Barito surut sehingga tidak bisa dilayari tongkang dan kapal besar.
Selain itu, kalau air naik (banjir) tidak bisa melewati jembatan KH Hasan Basri di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara.
"Kendala alam ini membuat angkutan tambang batu bara melalui Sungai Barito tidak maksimal. Selain kendala alam, belum maksimalnya produksi batu bara sejumlah investor juga terjadi akibat perizinan," jelasnya.
Wakil Bupati Murung Raya Nuryakin mengatakan, kendala perizinan ini diantaranya izin pinjam pakai kawasan hutan dan menunggu pengesahan perubahan peraturan daerah Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalteng.
Pengesahan itu tertunda karena hasil rekomendasi tim terpadu pemerintah pusat tidak sesuai dengan kondisi luas kawasan hutan di Kalteng dan Pemprov Kalteng keberatan hasil rekomendasi itu.
"Kami mengharapkan masalah perizinan dan jalan tambang ini bisa segera diatasi sehingga pemanfaatan tambang batu bara di daerah ini lebih optimal," katanya. (K009/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010