Palu (ANTARA News) - Kapolres Morowali AKBP Suhirman mengemukakan bahwa upaya pencarian korban longsor di Desa Bunta, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah kembali dilanjutkan Rabu pagi.
"Setelah dihentikan sementara Selasa (12/10) mulai pukul 21.30 Wita untuk mengistirahatkan relawan serta diperkirakan tidak ada korban yang mungkin masih hidup di bawah timbunan yang perlu segera diselamatkan, pencarian kembali kita lanjutkan Rabu pagi ini jam 08.00 Wita," katanya saat dihubungi ANTARA melalui telepon dari Bunta.
"Sekarang para relawan sudah siap-siap melanjutkan tugasnya setelah semalam beristirahat," tambahnya.
Dia mengatakan, saat ini di lokasi kejadian cuaca kurang mendukung, namun upaya pencarian tetap akan dilakukan.
"Kita tetap akan cari korban longsor lainnya meski di sini hujan gerimis," kata dia.
Menurut dia, sesuai keterangan pihak perusahaan dan saksi mata, tinggal tiga orang korban yang belum ditemukan dan diduga tertimbun material tanah bercampur pasir dan batu di lokasi kejadian.
Nama-nama ketiga korban itu adalah Aeb, Maman dan Awi. Mereka adalah penduduk lokal dan karyawan PT ANA, anak perusahaan Astra Group yang membangun perkebunan sawit di Kabupaten Morowali, daerah pemekaran Kabupaten Poso pascakonflik.
Menurut Kapolres, ada 142 personel polisi termasuk anggota Brimob yang dikerahkan melakukan penyelamatan, evakuasi dan pencarian korban sejak peristiwa itu terjadi Selasa pukul 12.00 Wita, dibantu personel TNI, PNS dan masyarakat setempat.
PT ANA juga mengerahkan tiga unit kendaraan alat berat jenis excavator untuk melakukan penggalian, namun hingga Selasa malam pencarian nasib ketiga korban itu belum diketahui.
Menurut Suhirman, luas kawasan yang tertimbun longsor mencapai sekitar satu hektare dengan ketebalan timbunan mencapai 10 meter lebih, sehingga penggalian perlu waktu yang agak panjang.
Musibah tanah longsor itu menewaskan 10 orang dan melukai 18 lainnya, yang semuanya adalah karyawan perusahaan PT ANA.
Mereka sedang beristirahat makan siang di barak usai menggali material pasir-batu untuk menimbun jalan dalam kompleks perkebunan sawit saat tebing di belakang barak itu longsor dan mengubur mereka hidup-hidup.
Selain mengubur manusia, longsoran juga menimbun tujuh buah truk dan sebuah excavator milik perusahaan serta enam barak pekerja perusahaan tersebut.
Lokasi kejadian berada cukup jauh dari permukiman penduduk, sehingga tidak ada warga desa setempat yang menjadi korban dalam musibah tersebut. (ANT-106/K004)06:20:28
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010