Islamabad (ANTARA News/Reuters) - Sebelas organisasi kemanusiaan Barat menilai tekanan Pemerintah Amerika Serikat (AS) agar paket bantuannya untuk para korban banjir Pakistan diberi logo Amerika telah mengancam keselamatan para relawan asing di negara itu.

Di antara organisasi kemanusiaan yang keberatan dan melayangkan surat ke Pemerintah AS itu adalah CARE, Catholic Relief Services dan World Vision.

Menurut surat ke-11 organisasi kemanusiaan Barat yang diperoleh Reuters hari Selasa itu, Gedung Putih diminta mempertimbangkan kembali pemakaian label khas Amerika berwarna merah, putih dan biru itu.

Permintaan itu semata-mata dimaksudkan untuk melindungi para pekerja kemanusiaan Barat di Pakistan dari kelompok anti-Barat di negara yang baru-baru ini didera bencana banjir besar itu.

"Pemberian logo (di paket bantuan kemanusiaan-red.) untuk wilayah bencana banjir itu jangan dijadikan uji coba. Masalahnya, bisa jadi hasilnya justru membahayakan jiwa dan berdampak dalam jangka panjang pada kemampuan lembaga-lembaga kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan di Pakistan," sebut surat tersebut.

September lalu, AS mencoba menunjukkan jejak upaya bantuan kemanusiaannya di Pakistan, sekutu pentingnya dalam kampanye perang melawan terorisme.

Langkah Pemerintah AS itu diambil saat Utusan Khusus Gedung Putih untuk Afghanistan, Richard Holbrooke, mengunjungi wilayah bencana banjir Pakistan.

Pada kesempatan itu, Holbrooke berulangkali mengatakan kepada pejabat pemerintah setempat dan wartawan bahwa AS sudah menyumbang lebih dari 260 juta dolar AS untuk membantu para korban banjir.

Namun Holbrooke frustrasi setelah mendapati banyak warga Pakistan yang tidak menyadari bantuan besar AS itu.

InterAction, aliansi organisasi kemanusiaan Amerika, mengatakan, Gedung Putih menekan lembaga-lembaga kemanusiaan Barat yang beroperasi di Pakistan agar memperjelas kehadiran proyek bantuan AS di negara itu.

Bahkan Pemerintah AS menginginkan adanya pelabelan khas AS di seluruh Pakistan.

Lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan itu berpendapat, mereka bebas menentukan apakah harus membuat label pada paket bantuan mereka atau tidak dengan didasarkan pada pertimbangan keamanan.

Kelompok-kelompok anti-AS dan Barat di Pakistan Maret lalu menyerang kantor "World Vision" dan membunuh enam orang Pakistan yang bekerja untuk lembaga bantuan Kristen yang berbasis di AS itu.

Bencana banjir besar yang melanda negara itu baru-baru ini menewaskan sedikitnya 1.750 orang dan menyebabkan lebih dari sepuluh juta orang kehilangan tempat tinggal.

Ke-11 organisasi kemanusiaan Barat itu berharap Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) tidak memasang label di paket-paket bantuan kemanusiaannya untuk wilayah-wilayah yang menjadi basis kelompok anti-AS, seperti Pakistan baratlaut.

Para pendukung kelompok anti-AS ini berpotensi menyerang siapa saja yang mereka anggap terkait dengan AS.

Mengingat kondisi keamanan ini, Presiden InterAction Samuel Worthington meminta masalah pelabelan di paket bantuan kemanusiaan AS itu mempertimbangkan kondisi keamanan di berbagai wilayah Pakistan. (R013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010