Sintang (ANTARA News) - Sedikitnya 5.293 rumah warga di Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, terendam banjir sejak beberapa hari terakhir.
"Kecamatan Sintang dilintasi dua sungai besar yaitu Kapuas dan Melawi, kalau di daerah hulu mulai surut, maka Kecamatan Sintang siap-siap karena air sungai akan terus naik," kata Camat Sintang Sudirman di Sintang, Selasa.
Ia mengatakan, data mengenai rumah yang terendam banjir sudah masuk ke kecamatan dan sudah disampaikan ke pemerintah kabupaten.
"Kalau tinggi air dalam rumah bervariasi terutama rumah yang konstruksinya rendah bisa mencapai satu meter," jelasnya.
Ia mengatakan, rata-rata ketinggian air di jalan utama warga di Kecamatan Sintang yang berada di pinggiran sungai sekitar 1,5 meter.
"Bantuan juga sudah mulai disalurkan dan kita juga sudah berkoordinasi dengan dinas kebersihan untuk penanganan pascabanjir terutama membersihkan tumpukan sampah," katanya.
Ia melanjutkan, saat ini desa/ kelurahan yang terkena banjir meliputi Kelurahan Ladang, Kapuas Kanan Hilir dan Kapuas Kiri Hulu.
"Sementara desa yang tergenang banjir meliputi Tertung, Mungguk Bantol, Tanjung Kelansam, Teluk Kelansam, Baning dan Sungai Ana," ucapnya.
Warga Kecamatan Sintang, Sri Antini (35) mengatakan saat ini ketinggian air di rumahnya sudah mencapai satu meter.
"Saya ada membuka warung kecil-kecilan dan terpaksa sekarang tidak berjualan karena banjir," katanya.
Namun banjir ternyata juga membawa berkah bagi sebagian ibu-ibu yang tinggal di kawasan Kapuas Kiri Hulu khususnya jalan menuju Binjai karena di jalan itu tinggi muka air banjir mencapai 1,5 meter.
"Dari pagi kami sudah turun menggunakan perahu untuk mengantar anak-anak yang hendak berangkat ke sekolah," kata Nuraini.
Ia mengatakan, kalau jaraknya dekat, penumpang akan dikenakan tarif Rp2 ribu dan jauh bisa sampai Rp5 ribu, bahkan yang membawa sepeda motor dikenakan tarif Rp25 ribu.
"Lumayanlah menambah uang dapur, sehari rata-rata bisa memperoleh Rp 40 ribu," katanya.
Salah seorang penumpang perahu, Syamsudin yang tinggal di kawasan jalan menuju Binjai mengatakan karena pekerjaan membuat ia harus setiap hari melintasi jalan yang sudah digenangi air tersebut.
"Setiap hari saya mengeluarkan uang Rp5 ribu menaiki perahu karena saya harus bekerja," kata dia.(*)
(ANT-172/T011/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010