Awalnya saya mengalami sendiri sulitnya mencari rumah sakit, kondisi IGD yang mencekam
Jakarta (ANTARA) - Pemengaruh sekaligus presenter TV Imam Darto mengungkapkan alasan menggagas Gerakan Berbagi Makan Gratis untuk pasien isolasi mandiri, yang berawal dari pengalamannya kesulitan mencari rumah sakit saat dinyatakan positif COVID-19.
"Awalnya saya mengalami sendiri sulitnya mencari rumah sakit, kondisi IGD yang mencekam, pasien COVID-19 meninggal di lapangan, di pekarangan teras IGD. Kemudian kakak saya meninggal karena COVID-19. Berangkat dari situ banyak yang DM (Direct Message) meminta tolong sulit mencari RS, IGD, Oksigen, dan plasma darah (konvalesen)," ujar Imam Darto dalam siniar yang dipantau dari Jakarta, Rabu.
Baca juga: Anies sebut saat ini ribuan orang sakit belum tertangani di RS
Setelah sembuh, ia rutin meneruskan pesan-pesan yang masuk melalui Instagram pribadinya dari masyarakat. Ada yang meminta bantuan dicarikan rumah sakit, obat-obatan, oksigen, donor plasma konvalesen, hingga makanan.
Dari banyaknya pesan yang masuk, akhirnya Imam tergerak untuk membuat Gerakan Memberi Makan gratis bagi pasien isoman. Langkah itu didukung oleh salah satu vendor yang bersedia untuk mengantarkan paket makanan tersebut.
"Yang terjadi di lapangan ada yang dikucilkan, mereka yang mau mencari makan dikucilkan oleh tetangga. Jadi entah gimana penyakit ini dianggap sebagai penyakit yang hina. Saya coba cari solusi kepada vendor itu akhirnya kita bagikan dua kali makan sehari, siang dan malam," kata Imam.
Baca juga: Kades diminta perkuat ruang isolasi desa antisipasi RS penuh
Dari gerakan yang digagasnya, ia tak menyangka banyak pemengaruh lain yang terinspirasi untuk sama-sama membantu. Salah satunya Hesti Purwadinata yang membagikan vitamin kepada pasien isoman.
Imam berharap gerakan ini semakin tumbuh dalam upaya mengurangi beban mereka yang tengah menjalani Isoman. Mereka yang telah dibantu, diharapkan bisa mendonorkan plasma konvalesen setelah dinyatakan pulih.
Baca juga: Rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Kota Batu penuh
Baca juga: Sejumlah RS di Surabaya tutup sementara layanan IGD
"Saya menerapkan konsep Pay It Forward. Kepada pasien isoman yang telah dibantu, tolong membantu pasien lain dengan donor plasma konvalesen karena demand-nya itu tiap hari banyak yang meminta," kata dia.
Bahkan saat ini, kata dia, terdapat sejumlah vendor yang menawarkan kerja sama kemanusiaan. Namun, ia masih mencari formula yang tepat agar bantuan yang disalurkan bisa tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
"Niat awalnya ingin berbuat baik. Fokus utama ingin membantu pasien Isoman. Yang saya tularkan, tolong bantu dengan plasma darahmu. Jika (penyintas) berubah pikiran tidak mau mendonorkan, saya tidak maksa. Minimal dari 10 orang yang kita bantu, lima saja yang sama-sama membantu. Itu yang ingin kita sebarkan," kata dia.
Baca juga: Lonjakan kasus, RS rujukan COVID-19 di Kabupaten Madiun hampir penuh
Baca juga: Okupansi tempat tidur penuh, Riza ingatkan optimalisasi prokes
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021