Kota Gaza (ANTARA News) - Kerusakan yang terjadi di Kota Gaza, Palestina terjadi merata, baik di daerah pinggiran hingga di pusat kota. Bukan saja bangunan pemerintah, namun tempat ibadah seperti masjid maupun rumah sakit (RS), termasuk bangunan milik warga yang berekatan.

Wartawan ANTARA News Andi Jauhari yang berada di Kota Gaza, Kamis sekitar pukul 14:00 waktu setempat (19.00 WIB), markas polisi yang berada di Jl Omar Mochtar --yang menjadi salah satu pusat pemerintahan--dan berdekatan dengan sebuah masjid, hancur, dan tampak sebuah mobil "nangkring" di atas reruntuhan.

Sekitar 1 Km dari markas polisi yang diterjang peluru kendali (Rudal) pada serangan pertama oleh militer Israel pada 27 Desember 2008 itu, gedung parlemen juga luluh-lantak, sehingga sama sekali tidak bisa difungsikan.

"Kalau anda ingin melihat kerusakan lebih masif lagi, bisa datang ke Jabalia, karena disana bangunan dan rumah ibadah pun rata dengan tanah," kata H Muhsin, warga Palestina asal Jabalia saat ditemui sedang berada di Rumah Sakit (RS) As-Shifa.

Bahkan, kata dia, sebuah masjid di depan RS As-Shifa yang berada di depan RS itu, nyaris rata dengan tanah. "Toko-toko warga yang berada di sekitar masjid ini juga rusak terkena dampak bom itu," katanya.

Sementara itu, pada Kamis Subuh, kesunyian Kota Gaza dikejutkan dengan suara bom-bom yang dilancarkan oleh kapal angkatan laut Israel di Laut Mediteranian yang ditembakkan ke arah pantai.

Bunyi tembakan itu membuat suasana sangat mencekam. Beberapa relawan yang menginap di beberapa hotel di dekat pantai ada yang terkejut dan kemudian mencari arah dari bunyi ledakan itu.

"Tembakan dari laut itu sering dilakukan Israel untuk mengusir nelayan Palestina agar tidak mendekati atau memasuki garis laut yang sudah masuk wilayah Israel," kata Abdel, seorang relawan dari Afrika Selatan.

Bom yang ditembakkan dari kapal fregat Israel itu, jatuh sangat dekat dengan garis pantai dimana nelayan Palestina sedang menjaring ikan, dan bom yang jatuh di air memperlihatkan cipratan ke atas.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009