Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno berharap peringatan Hari Raya Idul Adha menjadi momentum persatuan umat.
Dia pun optimis dengan persatuan umat dapat mengatasi pandemi sekaligus memulihkan ekonomi sehingga peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat terbuka.
"Kita optimis ekonomi Indonesia akan kembali bangkit, pengangguran dan kemiskinan bisa kembali kita atasi. Terpenting saat ini adalah kita bersatu dan gotong royong menangkan Indonesia lawan COVID-19," ujar Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Menparekraf berharap mahasiswa bantu pulihkan pariwisata
Hal tersebut disampaikan Sandiaga Uno di sela-sela penyembelihan hewan kurban di Kantor DPP Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Musalah (Fahmi Tamami), Mampang, Jakarta Selatan, Rabu.
Sandiaga mengatakan berkurban memiliki makna yang sangat mendalam, yakni tabah, patuh, serta sabar dalam menghadapi ujian.
Oleh karena itu, melalui ibadah kurban, seluruh umat muslim diharapkan dapat semakin memperkuat persaudaraan, baik persaudaraan umat Islam, persaudaraan bangsa, dan persaudaraan umat manusia.
"Kita optimis ekonomi Indonesia akan kembali bangkit, pengangguran dan kemiskinan bisa kembali kita atasi. Terpenting saat ini adalah kita bersatu dan gotong royong menangkan Indonesia lawan COVID-19," ucap dia.
Sandiaga yakin melalui semangat gotong royong dan disiplin penerapan protokol kesehatan yang ketat ujian tersebut dapat dijalani.
Sementara itu, Raja Dangdut Rhoma Irama yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi Sandiaga yang menyalurkan dua ekor sapi kepada Fahmi Tamami.
Rhoma berharap hal tersebut dapat menjadi momentum untuk mengimplementasikan nilai dan keteladan yang terkandung dalam Idul Adha.
"Bahwa Idul Kurban hakikatnya adalah dengan apapun pengorbanan kita dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam hal ini Fahmi Tamami punya komitmen, kita berkomitmen untuk mereka ukhuwah Islamiyah," ujar Rhoma.
"Karena tanpa ukhuwah Islamiyah tidak ada sila ketiga 'Persatuan Indonesia'. Tanpa persatuan Indonesia, tidak ada kemajuan Indonesia," sambung dia.
Baca juga: Kemenparekraf gagas program buka 4.000 resto di mancanegara
Baca juga: Menparekraf: Desa wisata bisa jadi lokomotif kebangkitan ekonomi
Baca juga: Sandiaga: Percepatan vaksinasi pacu pemulihan sektor parekraf
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021