Mumbai (ANTARA) - India mencatat hampir 4.000 kematian akibat COVID-19 pada Rabu (21/7), tertinggi dalam sebulan, setelah negara bagian terkaya di negara itu merevisi angka kematiannya, kata kementerian kesehatan setempat.

Maharashtra, pusat bisnis keuangan Mumbai, sebelumnya menambah data kematian India dengan 3.509 kasus yang tidak dilaporkan.

Total kasus kematian di negara bagian itu mencapai 130.753 dari 418.840 kematian di seluruh India.

Kementerian tidak memberikan alasan di balik revisi itu, namun pihak berwenang sebelumnya pernah mengaitkan kasus kematian yang tidak dilaporkan dengan kesalahan administrasi, sebelum kesalahan itu ditemukan dan angkanya muncul di data resmi.

Bulan lalu, negara bagian Bihar yang miskin di bagian utara menambah angka kematian India lebih dari 5.000 dalam sehari setelah memasukkan data yang belum dilaporkan.


Baca juga: AS turunkan "travel advisory" untuk India dan Pakistan ke level tiga

Baca juga: Vaksin COVID-19 Sputnik akan diproduksi di India

Perubahan tiba-tiba dalam data kematian yang sebelumnya tidak tercatat mengundang kecurigaan bahwa total kematian akibat COVID-19 di India jauh lebih banyak dari yang dilaporkan secara resmi.

Total jumlah kasus di India mencapai 31,22 juta dengan 418.480 kematian, menurut data resmi.

Namun, Center for Global Development yang berbasis di Washington dalam sebuah laporan memperkirakan angka kematian sebenarnya bisa mencapai 4,9 juta jiwa.

Pada Rabu, pemerintah melaporkan 42.015 kasus infeksi baru dalam 24 jam terakhir, menurut data kementerian kesehatan.

Sumber: Reuters


Baca juga: Hujan deras tewaskan 12 orang di provinsi Henan China

Baca juga: Joe Biden: Selamat Idul Adha

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021