Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyalurkan bantuan pakan ikan mandiri sebanyak 50 ton kepada sejumlah Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, menjelaskan bahwa pendistribusian bantuan seperti benih dan pakan ikan menjadi salah satu insentif bagi pembudidaya di masa pandemi Covid-19 agar usaha perikanan budidaya di masyarakat dapat terus berjalan.
"Selain itu, kelancaran produksi perikanan dapat terus menjaga pasokan ikan di masyarakat sebagai sumber gizi dan protein dengan harga terjangkau," ujarnya.
Tb Haeru menilai penggunaan pakan ikan berkualitas dapat menjamin mutu hasil produksi sehingga meningkatkan kepercayaan pasar akan kualitas produk perikanan dalam negeri. Apalagi, masih, Kepercayaan konsumen akan produk perikanan lokal akan berimbas kepada peningkatan kapasitas usaha di berbagai lini dari tingkat hulu hingga ke hilir.
Lebih jauh Tebe juga berharap agar ketersediaan pakan secara kualitas dan kuantitas akan dapat terjamin kontinyuitasnya guna menjaga kelangsungan dan meningkatkan usaha budidaya di masyarakat.
"Kami akan mengoptimalkan fungsi Unit Pelaksana Teknis (UPT) di berbagai daerah untuk selalu hadir dalam memenuhi kebutuhan pembudidaya akan pakan ikan berkualitas dengan harga yang terjangkau," ucapnya.
Ia juga mengemukakan pakan ikan yang disalurkan tersebut merupakan hasil produksi dari UPT Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu.
Sementara itu, Kepala BPBAT Tatelu Fernando J. Simanjuntak menyatakan terus berusaha untuk mengoptimalkan produksi pakan ikan mandiri di BPBAT Tatelu melalui kegiatan perekayasaan sarana maupun prasarana budidaya agar mendapatkan formulasi pakan dengan kadar protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang maksimal.
Terkait bantuan pakan, Fernando menegaskan timnya memastikan dengan teliti agar bantuan yang disalurkan dapat tepat sasaran serta diberikan kepada kelompok yang benar-benar memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan.
"Selain memberikan manfaat dalam meningkatkan produksi perikanan di Nusa Tenggara, kami harapkan bantuan yang diberikan dapat turut menekan tingkat stunting di Nusa Tenggara dengan menghadirkan asupan protein hewani yang melimpah kepada anak-anak disana," papar Fernando.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan bahwa pakan ikan adalah faktor yang sangat dominan dalam keberhasilan budi daya perikanan di berbagai daerah, untuk itu pembuatan pakan mandiri berbahan baku lokal adalah fokus penting saat ini.
"Kontribusi biaya pakan dapat mencapai 40-80 persen, tergantung jenis komoditas budi daya dan tingkat teknologinya," kata peneliti Balai Riset Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros Usman.
Ia mengemukakan upaya esensial untuk menekan harga pakan adalah memanfaatkan bahan baku lokal yang tersebar di Indonesia yang berpotensi dimanfaatkan untuk pengembangan pakan mandiri.
Pemerintah telah menetapkan sasaran strategis yang akan dicapai dalam produksi perikanan budi daya adalah meningkatkan produksi perikanan budi daya dari 18,44 juta ton pada 2020 menjadi 22,65 juta ton pada 2024.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021