Sentani (ANTARA News) - Pemerintah dinilai belum serius menangani kawasan Cagar Alam Cycloop yang berada di Kota Sentani ibukota Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

Tokoh adat Frits M. Felle, di Sentani, Selasa, mengatakan, Sampai saat ini belum ada penanganan yang maksimal dilakukan Pemerintah di kawasan tersebut.

"Memang setiap kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup sering dilakukan disana tetapi baru sebatas seremonial," kata Frits.

Seperti penanaman pohon baik yang dilakukan oleh pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan pemerhati lingkungan hidup, namun masih sebatas penanaman belum ada perawatan.

Sehingga hasilnya belum nampak, tambahnya lagi, meskipun puluhan ribu pohon yang telah ditanam kawasan lindung tersebut.

Bahkan aktivitas masyarakat disana terus terjadi seperti perambahan hutan, pembakaran, penambangan batu gunung, dan dijadikan sebagai pemukiman penduduk, sementara tindakan dari pemerintah terhadap masyarakat itu.

Ia mengatakan, sehingga dampak dari pembalakan liar ini, sejumlah mata air bersih dari gunung Cycloop terus berkurang, kondisi semakin kritis serta yang paling nyata di depan mata adalah bencana alam tanah longsor mengancam masyarakat di kota Sentani.

Seperti yang terjadi pada 2006, bencana tanah longsor meluluhlantahkan kota Sentani seperti yang terjadi Wasior hanya saja kejadian di Sentani pada saat itu tidak memakan korban jiwa.

"Kalau tidak ditangani dengan serius bencana Wasior juga akan terjadi di Sentani, pastinya memakan korban yang lebih banyak sebab Kota Sentani berada di bawah kaki gunung tersebut," pungkasnya.

Menurutnya, kawasan cagar alam Cycloop saat ini semakin kritis hampir seluruhnya sudah gundul yang terlihat hanya perkebunan masyarakat terutama di atas Kota Sentani.

Untuk itu pihaknya berharap kepada pemerintah supaya membentuk suatu kebijakan khusus untuk penanganan kawasan cagar alam gunung Cycloop ini untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam tanah longsor dan kekeringan sumber mata air sebagai konsumsi masyarakat di kota/kabupaten Jayapura, serta kepunahan populasi hewan khas provinsi tertimur Indonesia yang masih ada disana.

Terutama bagi pemerintah Kabupaten Jayapura, mengingat kawasan tersebut adalah sebagai ikon kota Sentani meskipun kota Jayapura, Provinsi Papua juga berada di gunung tersebut. (HLM/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010