Pariaman (ANTARA News) - Direktur Legal dan Hubungan Corporasi Sari Husada, Yeni Fatmawati, mengatakan 36,8 persen anak balita Indonesia memiliki tubuh di bawah standar atau pendek kendati prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup menjanjikan.

"Kita prihatin bahwa 36,8 persen anak balita Indonesia memiliki tinggi badan di bawah standar. Angka ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan masyarakat berada pada tingkat yang buruk menurut klasifikasi WHO," kata Yeni dalam laporannya di Pariaman, Senin.

Menurut Yeni, terkait permasalahan demikian, Sari Husada mengeluarkan deklarasi "Nutrisi Untuk Bangsa" sekaligus sebagai wujud tekad perusahaan tersebut mengurangi segala bentuk malnutrisi.

Malnutrisi, katanya, adalah sesuatu yang tidak bisa diterima di RI, karena kita memiliki pengetahuan dan sumber daya yang kaya untuk mengatasi masalah tersebut.

"Kami menyadari bahwa kecukupan gizi seluruh rakyat adalah syarat utama bagi pembangunan dan hal tersebut harus menjadi tujuan utama bagi pembangunan Indonesia," katanya.

Karena itu, permasalahan malnutrisi harus menjadi pusat perhatian dari perencanaan dan strategi pengembangan sosial ekonomi Indonesia.

Kesuksesan memberantas malnutrisi serta efek jangka panjang yang akan dihasilkan sangat bergantung pada partisipasi seluruh anggota masyarakat serta harus melibatkan seluruh sektor, tambahnya.

Sari Husada berdiri di Yogyakarta dengan nama NV Saridele pada tahun 1954, berkat kerjasama UNICEF dan pemerintah RI untuk membantu mengatasi masalah kekurangan gizi pada masa itu, Sari Husada memiliki misi "Nutrisi Untuk Bangsa". Sedangkan produk Sari Husada adalah SGM Pesinutri, Vitalac, Lactamil dan Gizikita.

Sejak tahun 2008 Sari Husada bergabung dalam Danone grup, sebuah perusahaan makanan dan minuman multinasional yang bergerak di empat kategori, yakni produk fresh dairy, air, nutrisi media dan nutrisi bayi. (F011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010