Saham-saham berkapitalisasi kecil dan transportasi yang sensitif secara ekonomi berkinerja lebih baik daripada pasar yang lebih luas
New York (ANTARA) - Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), rebound dari penurunan beruntun beberapa hari sebelumnya karena serangkaian laporan keuangan perusahaan yang optimis dan kebangkitan optimisme atas ekonomi telah memicu aksi beli.
Ketiga indeks utama saham AS naik lebih dari 1,0 persen dengan indeks saham unggulan atau blue-chips Dow, di tengah hari terburuknya dalam sembilan bulan, memimpin kenaikan.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 549,95 poin atau 1,62 persen, menjadi menetap di 34.511,99 poin. Indeks S&P 500 bertambah 64,57 poin atau 1,52 persen, menjadi berakhir di 4.323,06 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup menguat 223,89 poin atau 1,57 persen, menjadi 14.498,88 poin.
Indeks S&P 500 mencatat kenaikan pertamanya dalam empat hari terakhir serta mencatat hari terkuatnya sejak Maret. Nasdaq membukukan kenaikan pertamanya dalam enam sesi.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor industri dan keuangan masing-masing terangkat 2,74 persen dan 2,42 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor bahan pokok konsumen melemah 0,08 persen, satu-satunya kelompok yang menurun.
“Ini adalah mentalitas buy-the-dip yang masuk ke pasar,” kata Chuck Carlson, kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana, dikutip dari Reuters.
Saham-saham berkapitalisasi kecil dan transportasi yang sensitif secara ekonomi berkinerja lebih baik daripada pasar yang lebih luas.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS yang dijadikan acuan bangkit kembali dari posisi terendah lima bulan, setelah penurunan sesi tunggal terbesar sejak Februari di sesi sebelumnya. Ini membantu mendorong bank-bank yang rentan terhadap suku bunga naik 2,6 persen.
"Saham-saham yang sensitif secara ekonomi naik hari ini," tambah Carlson. “Ketika (imbal hasil obligasi) 10-tahun bergerak turun dalam periode singkat, itu biasanya tidak terjadi dengan ekonomi yang seharusnya tumbuh. Penguatan dalam (imbal hasil obligasi) 10-tahun menunjukkan bahwa mungkin ekonomi tidak akan jatuh tiba-tiba.”
Kekhawatiran yang meningkat atas varian Delta yang sangat menular dari COVID-19, yang sekarang bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi baru, telah memicu aksi jual dalam sesi terakhir ketika upaya vaksinasi di seluruh dunia mengumpulkan momentum.
"Hal-hal seperti varian Delta tentu dapat berdampak pada margin," kata Carlson. “Tidak perlu banyak ketakutan pada beberapa investor untuk menciptakan apa yang kita lihat kemarin.”
Musim pelaporan keuangan kuartal kedua telah mencapai langkah penuh, dengan 56 perusahaan di S&P 500 telah membukukan hasil. Dari jumlah tersebut, 91 persen telah mengalahkan konsensus, menurut Refinitiv.
Analis sekarang memperkirakan pertumbuhan laba perusahaan S&P tahunan sebesar 72,9 persen untuk periode April-Juni, peningkatan yang signifikan dari pertumbuhan 54 persen yang diprediksi pada awal kuartal.
Halliburton Co menguat 3,7 persen setelah rebound harga minyak mentah mendorong permintaan jasa ladang minyak, mendorong perusahaan untuk membukukan laba kuartalan kedua berturut-turut.
Peloton Interactive Inc melonjak 6,7 persen setelah mengumumkan akan memberikan akses gratis kepada anggota UnitedHealth Group yang sepenuhnya diasuransikan ke kelas kebugaran langsung dan sesuai permintaan.
Saham Moderna jatuh 2,0 persen dalam sesi yang bergejolak pada Selasa (20/7/2021), karena perusahaan pembuat vaksin COVID-19 paling banyak diperdagangkan di Wall Street menjelang debutnya di S&P 500 pada Rabu waktu setempat.
Baca juga: Wall Street turun tajam, varian Delta picu ketakutan penguncian baru
Baca juga: Saham Inggris ditutup positif, indeks FTSE 100 terdongkrak 0,54 persen
Baca juga: Saham Eropa berbalik naik setelah aksi jual terburuk tahun 2021
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021